Erina Gudono, Dicolek Politik Dinasti

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 13 Mar 2024 20:14 WIB

Erina Gudono, Dicolek Politik Dinasti

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Erina Gudono, istri Ketum PSI Kaesang Pangarep, akan maju sebagai calon bupati Sleman, DI Yogyakarta.

Erina Gudono tercatat menikah dengan Kaesang Pangarep pada Sabtu (10/12/2022) lalu.

Baca Juga: "Memeras" Uang Rakyat

Putri Alm Prof. Gudono yang merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini berhasil diterima program S2 di Master of Public Administration Columbia University dan Master of Social Work, Columbia University.

Perlu diketahui bahwa Columbia University bersama 7 universitas lainnya masuk menjadi anggota kampus Ivy League.

Apa prestasi Erina Gudono?

Wanita kelahiran 1996 ini pernah menjadi delegasi Harvard World Model United Nation 2022.

Ia juga pernah memenangkan beberapa kompetisi ternama. Erina ternyata pernah memenangkan kompetisi Business Project Competition di Tokyo .

Saat ini Erina Gudono bekerja sebagai Finance Analyst di International Investment Bank.

Meski demikian,Erina Gudono, belum pasti diusung Gerindra, karena perlu ada komunikasi dengan partai lainnya. Nama-nama yang dimunculkan tersebut juga bakal dibahas dengan partai-partai yang nantinya bakal berkoalisi dengan partai Gerindra.

Warga Sleman, tahu, Erina Gudono memang berasal Sleman, Yogyakarta. Meski lahir di Amerika Serikat, Erina menamatkan sekolahnya hingga jenjang sarjana di Yogyakarta. Dia bahkan pernah mewakili Provinsi Yogyakarta dalam ajang Puteri Indonesia tahun 2022.

Kemampuan public speaking dan advokasi Erina juga membuatnya berhasil dinobatkan sebagai Diajeng Sleman 2018. Kemenangannya di daerah mengantarkan Erina ke kompetisi tingkat provinsi DI Yogyakarta untuk Puteri Indonesia.

Beda dengan Selvi Ananda, kakak iparnya. Istri Gibran hanya tercatat sebagai alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AUB yang lulus pada 2012. Selvi adalah sarjana akuntansi. Selvi, juga pernah mengikuti pemilihan putra-putri solo di tahun 2007, tapi gagal jadi pemenang. Praktis, prestasi Erina, tak bisa disaingi istri Gibran.

 

***

 

Erina, resmi dicolek dinasti Jokowi. Tentu termasuk dalam politik. Ini bila ia benar disorong partai Gerindra, maju dalam Pilbup Sleman, tahun ini.

Bagi orang jawa, dinasti dikenal sebagai sistem reproduksi kekuasaan yang primitif. Maklum, ia mengandalkan darah dan keturunan dari hanya bebarapa orang. Praktis, pwngertian politik dinasti adalah proses mengarahkan regenerasi kekuasaan bagi kepentingan orang tertentu. Tentu untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan Jokowi.

Saat ini Bobby Nasution, sudah jadi Wali Kota Medan. Tak lama, Gibran akan dilantik sebagai Wapres. Erina maju pilbup Sleman. Dan Kaesang pernah berbaliho maju cawali Depok.

Apakah ini wajar? Bila terjadi, baru era Jokowi, terjadi praktek penerusan kekuasaan pada keluarga. Jokowi luar biasa.

Ia menjawab politik dinasti itu bukan fenomena politik, tapi realita politik yang ia jalankan.

Baca Juga: Pilgub 2024, Khofifah Tanpa "Lawan Tanding" Sebanding

Anak-mantunya muncul jadi calon kepala daerah saat Jokowi, sedang berkuasa.

Inikah sebuah rezim kekuasaan politik atau aktor politik yang akan dijalankan secara turun-temurun atau dilakukan oleh salah keluarga ataupun kerabat dekat Jokowi?

Dalam catatan jurnalistik saya, Soeharto, penguasa 32 tahun negeri ini tak seberani Jokowi, yang baru 9 tahun jadi presiden. Apalagi bila ia bisa meneruskan kekuasaannya melalui dinasti politik selama 32 tahun.

Iklan obat masuk angin yang diperankan dalang Kondang Ki Manteb Sudharsono, bilang "Pancen Oye, Bablas Angine".

 

***

 

Bisa jadi rezim politik ini terwujud karena concernnya Jokowi terhadap perpolitikan di Indonesia.

Gibran, misalnya telah mendapatkan keistimewaan jadi cawapres, meski usianya belum 40 tahun.

Menurut Dosen ilmu politik Fisipol UGM, A.G.N. Ari Dwipayana, Tren politik kekerabatan itu sebagai gejala neopatrimonialistik.

Baca Juga: Pak Jokowi, Ngono Yo Ngono, Ning Ojo Ngono

Dalam satu literasi disebutkan politik kekerabatan adalah adanya hubungan kekerabatan antara satu pejabat politik dengan pejabat/calon politik lainnya.

Sejarah mencatat Indonesia beda dengan Arab Saudi dan Maroko.

Dua negara itu berbentuk kerajaan yaitu negara dipimpin oleh seorang Raja atau Ratu (King or Queen). Indonesia bukan.

Makanya rakyat yang tahu konstitusi, heran negara berpenduduk 270 juta bisa membangun dinasti politik.

Keponakan saya yang sudah diajari sejarah tahu bahwa dinasti adalah keluarga yang memerintah secara turun-temurun bak sebuah kerajaan.

Sadar atau tidak, Jokowi kini menjadi perhatian publik. Ini karena ia mengusung semua anggota keluarganya menjadi penguasa di pemerintahan pusat dan daerah.

Apakah ini sebuah manuver politik Presiden Joko Widodo. Walahulam.

Akal sehat saya mencatat kekuasaan politik negeri ini sekarang mulai dijalankan oleh Jokowi yang masih terkait hubungan keluarga. Sebagai ayah,Jokowi *mewariskan" sebagian kekuasannya kepada Gibran, anak sulungnya. Jokowi, pasti tahu, sistem seperti ini lazim digunakan oleh negara yang menganut sebuah sistem monarki.

Saya amati ada upaya "sengaja" merekonstruksi kondisi keluarga Jokowi untuk ditempatkan ke dalam kekuasaan tertentu, untuk kepentingan bisa kelompok pendukungnya. Inilah realita politik di negeri ini.

Hal nyata, Jokowi telah menanamkan benih kekuasaan tradisional, yakni sistem patrimonial, yang mengutamakan regenerasi politik berdasarkan ikatan genealogis, ketimbang merit system, dalam menimbang prestasi. Masya Allah? ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU