SURABAYAPAGI.com, Sidoarjo - Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Bulang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo mangkrak. Uang rakyat berkisar setengah miliar rupiah yang digelontorkan untuk pekerjaan proyek tersebut diduga jadi bancakan, akibatnya hingga saat ini TPST yang diharapkan bisa menampung sampah tersebut belum bisa dinikmati warga setempat.
Menurut data yang dihimpun Surabaya Pagi dari aplikasi resmi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menerangkan jika pelaksanaan proyek TPST dimulai sejak tahun 2018 yang lalu, sampai tahun 2024 ini proyek tersebut telah menelan anggaran sebesar Rp. 546 juta yang bersumber dari dana desa (DD). Dengan rincian, tahun 2018 sebesar Rp. 199 juta, tahun 2022 Rp. 54 juta, tahun 2023 Rp 109 juta dan tahun 2024 Rp 184 juta.
Baca Juga: Operasi Zebra Semeru 2024 Mulai Digelar, Edukasi Tertib Berlalu Lintas
Ketua organisasi kepemudaan, Pemuda - Lumbung Informasi Rakyat (Pemuda - LIRA), Sidoarjo Fahmi Rosyidi atau yang akrab disapa mbah Fahmi, mengaku menyayangkan adanya kondisi TPST yang belum berfungsi tersebut.
Dia merasa janggal, lantaran proyek dengan nilai anggaran begitu fantastis dan memakan waktu hingga hampir lima tahun ini, tetapi hasilnya belum bisa dinikmati oleh masyarakat.
Baca Juga: Diduga Pungli Biaya Nikah, Pemuda - LIRA Laporkan Modin Mliriprowo ke Polisi
“Bahkan kami juga mendapat laporan kalau jembatan masuk pintu TPST itu sudah jebol, (berlobang, red) padahal jembatan tersebut belum lama dibangun,” ujar Fahmi Rosyidi, kepada Surabaya Pagi, Kamis (12/09/2024)
Dia pun mendesak kepada Inspektorat atau aparat penegak hukum (APH) agar melakukan sidak ke lokasi. Lantaran dia mencium adanya aroma semacam dugaan tindak pidana korupsi.
Baca Juga: Tingkatkan Taraf Hidup Warga, Pemdes Singogalih Prioritaskan Infrastruktur
“Kalau dikerjakan dengan baik, pastinya hasilnya juga akan baik bukan seperti ini, (belum berfungsi, red),” tegasnya.
Terkait hal ini, hingga berita ini ditayangkan, Kepala Desa (Kades) Bulang, H. Wulyono saat dikonfirmasi Surabaya Pagi, Kamis (12/09/2024) melalui WhatsApp tidak membalas pertanyaan. Berkali-kali dihubungi via nomor HP seluler biasa, juga tidak diangkat. jum
Editor : Desy Ayu