Home / Peristiwa : Setelah Aceh Kini Bangkalan

Sentra IKM Batik Kota Mojokerto Jadi Percontohan Nasional dan Kebanjiran Kunjungan Studi Tiru

author Dwi Agus Susanti

- Pewarta

Jumat, 08 Nov 2024 17:05 WIB

Sentra IKM Batik Kota Mojokerto Jadi Percontohan Nasional dan Kebanjiran Kunjungan Studi Tiru

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Sentra IKM Batik Kota Mojokerto terus kedatangan kunjungan studi tiru dari daerah lain. 

Hampir setiap minggu, sentra IKM yang terletak di Jalan Kedungsari, Kecamatan Magersari ini selalu menerima tamu dari dalam dan  luar Provinsi Jawa Timur. 

Baca Juga: Jadi Jujukan Studi Banding Nasional, Pemkot Banda Aceh Kunjungi Sentra IKM Batik Kota Mojokerto

Setelah sebelumnya, menerima kunjungan dari Dinas Tenaga Kerja Pemkot Banda Aceh, kini Sentra IKN Maja Bharama Wastra menerima kunjungan studi banding dari Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Pemerintah Kabupaten Bangkalan.

"Alhamdulillah sejak diresmikan hingga hari ini, sentra IKM batik kita kebanjiran tamu. Mulai dari Morowali Utara, Kendari, Makassar, Jembrana, Aceh, Lombok, Nganjuk dan ini nanti mau hadir dari Bengkulu Utara," ungkap Ani wijaya Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto, Jumat (8/11/2024).

Ia mengatakan, kehadiran sentra IKM Batik memberi angin segar di Bumi Mojopahit. Karena di Kota Mojokerto segala sesuatunya terbatas, baik luas wilayah maupun sumber daya alamnya (SDA).

"Beda dengan Kabupaten Bangkalan, Kota Mojokerto ini wilayahnya sempit, hanya tiga kecamatan. Tidak punya SDA, baik gunung maupun lautan seperti daerah lain," terangnya.

Ani bercerita, sejarah batik Kota Mojokerto dimulai sejak tahun 1940. Saat itu para pedagang dari China merekrut pribumi untuk diajari dan dipekerjakan membatik.

Baca Juga: Layanan Digital dan Pengelolaan BUMDes Pangkahkulon Jadi Jujukan Studi Tiru Desa Asal Bangkalan

"Nenek moyang kita ini pintar, mereka tidak meminta imbalan uang, tapi minta kain dan pewarnaan untuk dibawa pulang dan dikembangkan sendiri," cetusnya.

Hingga kini, lanjut Ani, Pengrajin batik Kota Mojokerto jumlahnya terus berkembang. Sebelumnya hanya ada belasan, kini mencapai puluhan berkat adanya pelatihan inkubasi yang dilaksanakan Pemkot Mojokerto sejak Covid-19 lalu.

"Pengrajin yang besar ada 12 orang, sementara pengrajin yang sedang sebanyak 18 orang, sehingga total ada 30 pengrajin," tegasnya.

Semetara itu, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Pemkab Bangkalan, Qorri Yuniastuti mengaku senang bisa menimba ilmu di sentra IKM Kota Mojokerto.

"Disini sentra IKM nya sudah bagus, baik secara administrasi maupun promosinya sudah cukup berkembang khususnya untuk kerajinan batik," terangnya.

Qorri mengaku sengaja membawa 16 orang tenaga pengelola dan operator sentra IKM Kabupaten Bangkalan untuk study tiru terkait manajemen pengelolaan sentra IKM Kota Mojokerto yang sudah unggul.

"Kebetulan di Kabupaten Bangkalan ada kerajinan batik dan ada sentra IKM juga. Harapan kami, para pengelola ini dapat meniru bagaimana caranya mengelola sentra ikm dengan baik seperti Kota Mojokerto," pungkasnya. Dwi

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU