SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Sentra IKM Batik Kota Mojokerto terus menjadi jujukan studi banding nasional. Kali ini, sentra Maja Bharama Wastra menerima kunjungan kerja dari Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Rabu (06/11/2024).
Kunjungan sebanyak 5 orang tersebut dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta ketrampilan para pengelola sentra IKM Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.
Baca Juga: Aksi Seribu Batik Ciprat di Tulungagung, Jadi Ajang Kreativitas Para Pelajar
Rombongan diterima langsung oleh Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdaganagan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto, Ani Wijaya di Ruang Meeting Lantai II Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra.
Kepala Disnaker Kota Banda Aceh, Fahmi mengatakan Kota Banda Aceh saat ini sedang membangun sentra IKM Batik yang bersumber dari DAK Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tahun 2024.
"Bangunan sudah, masih kurang mesin produksi dan masih ada kendala sedikit terkait pembebasan lahannya. Insya'alloh awal tahun depan bangunannya rampung dan segera kita operasikan," jelasnya.
Menurut Fahmi, pihaknya memilih Kota Mojokerto sebagai tempat untuk melaksanakan studi tiru atas rekomendasi dari Kemenperin RI. Pasalnya, sentra IKM Batik Kota Mojokerto dinilai lebih unggul dan sukses dalam pengelolaannya.
"Secara instrumen sentra ikm batik Kota Mojokerto sudah lengkap. Ada tempat produksi, gudang, galeri, IPAL, kantor pengelola serta ruang pertemuan. Semoga kesuksesan Kota Mojokerto dalam mengelola sentra IKM nya ini bisa menular ke kota kami," tukasnya.
Baca Juga: Khofifah: Lestarikan Batik Lestarikan Budaya
Sementara itu, Kepala Diskopukmperindag Kota Mojokerto, Ani Wijaya menjelaskan, keberadaan sentra IKM batik sangat membantu dalam pengembangan industri batik di Kota Mojokerto.
Pasalnya, sentra IKM yang diresmikan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemeperin RI Februari 2024 lalu ini juga memiliki pelayanan unggulan yang menjadi daya tarik.
Di antaranya pelatihan pengolahan limbah malam batik, pelatihan pembuatan cap, pendalaman pewarnaan malam, serta inkubasi kriya dari Kemenparekraf RI.
"Juga terdapat pelatihan pembuatan produk turunan batik yang bertujuan agar zero waste. Yakni dengan membuat souvenir berbahan batik," ulas Ani.
Baca Juga: Dongkrak Roda Perekonomian, Disnaker KUKM Kota Madiun Gelar Pameran Batik
Dalam pelaksanaannya, terdapat 12 pengrajin besar yang dilibatkan di Sentra IKM Maja Bharama Wastra. Tak hanya itu, Diskopukmperindag juga mewadahi 18 perajin lainnya dari program inkubasi wirausaha bidang batik.
"Kami juga bersinergi dengan peserta didik dari berbagai sekolah dalam program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)," tandasnya.
Ani menuturkan, siswa dijadwalkan secara rutin melakukan kunjungan untuk belajar membatik secara langsung di Sentra IKM Maja Bharama Wastra. Dwi
Editor : Desy Ayu