Peralihan Musim Penghujan, Dinkes Lamongan Imbau Waspadai Kasus DBD dan Leptospirosis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 10 Nov 2024 10:46 WIB

Peralihan Musim Penghujan, Dinkes Lamongan Imbau Waspadai Kasus DBD dan Leptospirosis

i

Petugas Dinas Kesehatan (dinkes) Kabupaten Lamongan, Jawa Timur saat melakukan pengecekan tampungan air dan edukasi penerapan prinsip 3 M. SP/ LMG

SURABAYAPAGI.com, Lamongan - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, tengah gencar-gencarnya menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis menjelang peralihan musim hujan. Pasalnya, hingga Oktober 2024 mencatat ada sebanyak 553 kasus DBD. 

"Kasus DBD tertinggi terdapat di dua kecamatan, yakni Karangbinangun dan Mantup, masing-masing sebanyak 43 kasus. Semua pasien telah dirawat di RSM, RSUD, dan RSI,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Lamongan, dr. Mafidhatul laely, Minggu (10/11/2024).

Baca Juga: Dinkes Kota Batu Bakal Terapkan Pola Pencegahan Tekan Kasus DBD

Sehingga pihaknya juga tegas untuk terus menghimbau masyarakat agar selalu menerapkan pola hidup bersih dengan prinsip 3 M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Lebih lanjut, selain DBD, penyakit lain yang perlu diwaspadai saat pergantian musim hujan adalah leptospirosis, yakni suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira dan menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus, sapi, anjing, dan babi.

Baca Juga: Dokter: Waspada Peningkatan Kasus DBD pada Anak-Anak

"Gejala pada leptospirosis mirip dengan gejala penyakit flu, tetapi lebih berat serta disertai dengan bengkak di kaki dan tangan, serta kulit menjadi kuning. Jika tidak diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, bahkan mengancam nyawa," jelasnya.

Namun, hingga saat ini Dinkes setempat belum menemukan kasus leptospirosis di Kabupaten Lamongan. Meski demikian, pihaknya tetap siaga dan menyiapkan langkah antisipasi , termasuk menyediakan rapid diagnostic test (RDT) untuk leptospirosis guna mempercepat diagnosis. 

Baca Juga: Cegah Penyebaran DBD, Pemkab Mojokerto Gelar Fogging Serentak

“Kami juga akan melakukan penyelidikan epidemiologis jika ada laporan kasus, agar risiko penularan dapat segera diidentifikasi dan dikendalikan,” pungkasnya. lm-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU