Trisemester II Lamongan Fokuskan Konsistensi Penurunan Prevalensi Stunting

author Muhajirrin

- Pewarta

Kamis, 28 Nov 2024 16:34 WIB

Trisemester II Lamongan Fokuskan Konsistensi Penurunan Prevalensi Stunting

i

Pada kesempatan yang sama, Wabup Abdul Rouf menyerahkan bina keluarga balita (BKB) kit kepada perwakilan  34 desa lokus stunting di Lamongan. SP/MUHAJIRIN 

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Kabupaten Lamongan  menggelar  rapat evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) trisemester II, Kamis (28/11) yang digelar di Aula Gadjah Mada Pemkab Lt.7 setempat.

Ketua TPPS kabupaten Lamongan Abdul Rouf dalam kesempatan itu mengatakan, upaya konsistensi penurunan prevalensi stunting  harus terus di masif kan. Meskipun capaian angka prevalensi stunting tahun 2023 sudah menurun, yakni 9,4%.

Baca Juga: Jelang Nataru, Pemkab Lamongan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

"Walaupun capaian angka prevalensi stunting kita sudah rendah yakni 9,4%. Angka tersebut jauh di bawah target nasional maupun provinsi. Namun TPPS jangan berhenti, intervensi penurunan angka stunting harus tetap dijalankan secara masif, terukur, dan berkelanjutan (intervensi sensitif dan spesifik)," terangnya.

Selain untuk menurunkan prevelensi stunting kata Rouf,  konsistensi tersebut juga bertujuan agar mampu mengukur tingkat ketepatan sasaran program yang sudah dilaksanakan.

Ia juga meminta agar forum ini dijadikan sebagai media menyampaikan laporan apa yang sudah dilaksanakan, rencana kedepan, dan solusi dari kendala yang ditemukan di lapangan.

Disampaikan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Lamongan Aini Mas'idha bahwa pada angka prevelensi 9,4% saat ini, TPPS Kabupaten Lamongan memfokuskan pada pelaksanaan intervensi sensitif. Karena intervensi ini secara tidak langsung mempengaruhi kejadian stunting, seperti perbaikan pola asuh, pemberian bantuan sosial, penyediaan sarana air bersih dan jamban yang sehat.

Baca Juga: Bank Daerah Lamongan Miliki Dirut Baru, Bupati Minta Publik Service di Maksimalkan

Realisasi intervensi sensitif di Kota Soto salah satunya adalah Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH). Yang mana saat ini hampir seluruh orang tua yang memiliki balita/baduta di Kabupaten Lamongan sudah mengikuti SOTH.

"Dalam mengupayakan penurunan stunting, kami berkoordinasi lintas sektor. Tujuannya mampu melaksanakan intervensi sensitif hingga spesifik. Sehingga target kita sebagai daerah zero stunting terealisasikan," kata Aini Mas'idhah.

Baca Juga: Inovasi POL dan Samtaku, Antarkan Lamongan Terima Penghargaan IGA

Aini memaparkan bahwa hasil Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) tahun 2024 pada bulan Februari berada pada angka 4,11 dan 3,6 di bulan Agustus.

Pada kesempatan yang sama, Pak Rouf menyerahkan bina keluarga balita (BKB) kit kepada 34 desa lokus stunting di Lamongan. jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU