Bonek: Andai Saja Tak Ada Gas Air Mata...

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 02 Okt 2022 21:40 WIB

Bonek: Andai Saja Tak Ada Gas Air Mata...

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Jatuhnya korban meninggal dunia hingga 131 orang seusai laga Arema FC dan Persebaya disesalkan supporter Persebaya. Meski tak boleh hadir di Stadion Kanjuruhan Malang. Namun, Bonek, julukan supporter Persebaya berempati atas tragedi tersebut. Menurut mereka, kemenangan tim Bajul Ijo atas Arema tak ada artinya dibandingkan hilangnya nyawa manusia. Bahkan, Bonek menyesalkan aparat menggunakan gas air mata.

“Kami sangat menyesalkan dan prihatin atas kejadian ini. Semoga menjadi terakhir insiden seperti ini,” kata Koordinator suporter Bonek Mania Husin Ghazali kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga: Hadapi Bali United, Bajul Ijo Divoor 1/4

Pada pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam, Arema FC yang bertindak sebagai tuan rumah dikalahkan Persebaya dengan skor 2-3.

Menurut dia, rivalitas kedua tim hanya 90 menit di lapangan dan selebihnya harus saling menghormati. Ia berharap dilakukan evaluasi semua pihak sekaligus dilakukan pembenahan demi kebaikan dan menuju sepak bola yang bisa dinikmati semua kalangan.

“Harus ada evaluasi dari semua pihak untuk berbenah demi kebaikan bersama,” katanya menambahkan, seperti dilaporkan Antara.

Pihaknya juga memastikan tidak ada suporter Persebaya yang ke stadion saat pertandingan karena telah menyepakati perjanjian untuk tidak saling mengunjungi saat kedua tim berlaga.

“Kalau Arema tuan rumah maka suporter Persebaya sepakat tidak datang, begitu juga sebaliknya. Kalau Persebaya yang tuan rumah maka suporter Arema tidak ke Surabaya. Ini sudah menjadi kesepakatan bersama,” kata dia menegaskan.

Hal senada juga diungkapkan Bonek lainnya, Ubaidil Fikri, dan Arya Tegar Pamungkas, arek Bonek Kalijudan. Bahwa, peristiwa tragedi itu bukan karena bentrokan antar suporter. Pasalnya, menurut mereka, sikap Bonek sudah bulat, yakni tidak berangkat ke Malang.

Mereka berkata bahwa tidak adanya bentrokan antara Arema dan Bonek, namun  lebih merujuk ke pelemparan gas air mata.

Baca Juga: Meski Timnas Indonesia Divoor Vietnam 1/4 Bola, Shin Tae-yong Siap Curi Kemenangan

“Timbal balik semua, dalam artian klub mengalami performa buruk dengan kondisi melawan rival. Akibatnya supporter tersulut emosinya dan mereka meluapkannya dengan turun ke lapangan, walaupun merupakan perilaku yang salah,” ujar Ubaid.

“Inti permasalahannya terlihat adanya miss komunikasi tentang bagaimana mengendalikan para supporter dari klub arema yang turun ke lapangan. Menurunkan gas air mata menurutkan kesalahan yang besar, dari ditembaknya gas air mata tersebut yang membuat suasana menjadi kacau dan orang-orang berdesakan keluar untuk mendapatkan pertolongan. Tetapi, yang kita tahu gas air mata membuat pandangan kabur dan tribun yang berbentuk seperti tangga berurutan  bisa saja saat berjalan keluar terjatuh, terinjak-injak, maupun berdesakan. Andai saja kemarin gak ada gas air mata, berbeda situasi,” lanjutnya.

Menurut Arya Tegar Pamungkas sendiri, hal seperti ini tidak hanya terjadi sekali maupun dua kali di setiap pertandingan. Ia juga menyayangkan apabila adanya penembakan gas air mata di dalam lapangan.

“Kejadian rusuh  ini selalu terulang dari tingkat tarkam hingga nasional, ini sepertinya terjadi sejak sepak bola dimainkan di negeri ini. Semua pasti ada pemicunya, kalau menurut saya semua pihak harus intropeksi diri,” kata Arya.

Baca Juga: Arsenal Ketemu Bayern, Madrid Hadapi City

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Sabtu malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Ditembakkannya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial. asa/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU