Situs Petilasan Prabu Tawangalun Dan Keturunannya Yang Menjadi Bupati Banyuwangi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 21 Mar 2023 15:17 WIB

Situs Petilasan Prabu Tawangalun Dan Keturunannya Yang Menjadi Bupati Banyuwangi

i

Situs Petilasan Prabu Tawangalun di Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat.

 SURABAYAPAGI.Com, Banyuwangi- Prabu Tawangalun adalah seorang penguasa besar Kerajaan Blambangan di Kedawung. Namun karena politik adu domba yang dilakukan Belanda, membuat adiknya, Mas Wila, kemudian berambisi untuk menduduki tahta kerajaan. Sebagai penguasa yang bijaksana dan menghindari perang saudara,

Selanjutnya, Prabu Tawangalun kemudian menyerahkan tahta kerajaan di Kedawung kepada Mas Wila. Prabu Tawangalun kemudian menyingkir ke daerah Bayu, Songgon untuk nyepi dan bersemedi.

Baca Juga: Bupati Banyuwangi Luncurkan Program Pengentasan Kemiskinan

Beberapa jejak peninggalannya di kawasan Rowo Bayu masih dapat ditemui hingga saat ini. Alkisah, stelah melakukan persemedian Prabu Tawangalun kemudian mendapatkan petunjuk (wangsit) agar berjalan kearah timur dan bertemu dengan seekor Macan Putih yang akan mengantarnya ke sebuah tempat di Hutan Sudimara.

Ditempat yang baru itulah, tepatnya di Dusun Malar, Desa Macan Putih (saat ini), penguasa besar Blambangan itu kemudian mendirikan istana Kerjaan Macanputih. Maka selain di Rowo Bayu, sisa-sisa peninggalan dan petilasan Prabu Tawangalun ini juga banyak ditemui di Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat. Salah satunya adalah ‘Makuto Romo’ petilasan tempat Prabu Tawangalun bersemedi.

Selain itu, juga ditemukan peninggalan yang disebut ‘Sanggar Pamujan’, yang dipercaya sebagai tempat persembahyangan para kerabat Kerajaan. Lokasi ‘Sanggar Pamujan’ ini berada ditengah-tengah perkebunan tebu yang agak jauh dari situs pertama dan cukup terpencil dari perkampungan warga.

Untuk mencapai tempat ini, pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat hingga ke lokasi. Meski tergolong situs, namun ‘Sanggar Pamujan’ ini berada diatas lahan yang berstatus tanah pribadi. Luasnya sekitar 30 m2. Petilasan-petilasan Prabu Tawangalun di Desa Macan Putih ini pertama kali ditemukan pada masa penjajahan Belanda.

Diantara situs-situs peninggalan sejarah tersebut, situs ‘Mangkuto Romo’ dan ‘Sanggar Pamujan’ yang paling sering didatangi warga dan pengunjung dari daerah lain. Mereka kebanyakan adalah para pengikut aliran Kejawen.

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Terapkan Pertanian Presisi

Dua lokasi ini dipercaya masih memiliki kekuatan supranatural yang tinggi. Hari-hari tertentu, dua lokasi ini banyak diserbu warga. Menurut Sejarawan Belanda H.J de Graaf dan Th. G. Th. Pigeaud dalam “Kerajaan Islam Pertama di Jawa” mencatat, dari sinilah (Kerajaan Macanputih) tempat asal banyak Bupati Banyuwangi dari abad ke 18 hingga abad ke 19.

Beberapa Bupati Banyuwangi yang masih keturunan dari Prabu Tawangalun ini situs makamnya berada di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi. Komplek pemakaman kuno yang lokasinya persis berada dibelakang “Masjid Agung Baiturrahman”, Kota Banyuwangi ini terdapat beberapa makam Bupati Banyuwangi yang masih keturunan dari Prabu Tawangalun. Sesuai daftar dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi yang terpampang didepan pintu masuk makam, ada lima orang Bupati yang dimakamkan di area tersebut.

Kelima Bupati tersebut adalah, Tumenggung Wiroguno II (Mas Thalib) Bupati Banyuwangi periode 1782-1818, Tumenggung Suronegoro, Bupati Banyuwangi periode 1818-1832, Raden Tumenggung Wiryoadi Danuningrat, Bupati Banyuwangi periode 1832-1867, Raden Tumenggung Pringgokusumo, Bupati Banyuwangi periode 1867-1881 dan Reden Tumenggung Aryo Sugondo, Bupati Banyuwangi periode 1881-1888. Selain para Bupati diatas, juga terdapat beberapa makam lain di area pemakaman kuno tersebut.

Baca Juga: Bupati Ipuk Buka Festival Pecinan Banyuwangi

Mereka antara lain adalah para kerabat Bupati, mulai anak sampai keponakan. Menariknya, juga ada seorang dokter yang dimakamkan di area tersebut. Dia adalah Dokter Raden Bintang, dokter para Bupati yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah. “Makam yang ini adalah makam Dokter Raden Bintang, dokternya para Bupati disini,” tutur Sukriyanto, juru kunci makam yang mengaku sudah bertugas sebagai juru kunci sejak tahun 1972.

Sukriyanto yang akrab dipanggil Sukur ini juga mengaku memiliki garis keturunan dari Bupati Banyuwangi ke 5, Raden Tumenggung Pringgokusumo. "Saya adalah generasi ke-4 dari Tumenggung Pringgokusumo. Jadi Pringgokusumo ini adalah canggah saya. Keluarga kami sudah turun temurun menjaga pemakaman ini. Sebelum saya, dulu bapak saya yang menjadi juru kunci disini,” tambahnya. bud/adv

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU