Suasana Terkini Virus Corona Di Italia Dan Apa Itu Lockdown ?

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 13 Mar 2020 14:19 WIB

Suasana Terkini Virus Corona Di Italia Dan Apa Itu Lockdown ?

SURABAYAPAGI.com, ITALIA - Beberapa negara telah menerapkan kebijakan lockdown, seperti Italia, Mongolia, dan Filipina. Hal itu dilakukan guna mengurangi penyebaran kasus virus corona atau COVID-19 di negara mereka. Virus corona sendiri mulai muncul pada Desember 2019 lalu di China dan mulai menyebar ke seluruh dunia. Pemerintah China sebelumnya telah melakukan lockdown di kota Wuhan atau tempat pertama kali virus tersebut muncul. Berdasarkan kamus Bahasa Inggris, lockdown artinya kuncian. Maksudnya, negara yang terinfeksi virus corona mengunci akses masuk dan keluar sebagai pengamanan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona. Lockdown juga dilakukan dengan larangan mengadakan pertemuan yang melibatkan banyak orang, penutupan sekolah, hingga tempat-tempat umum. Dengan begitu, risiko penularan virus corona pada masyarakat di luar wilayah lockdown bisa berkurang. Lockdown memiliki arti yang sama dengan isolasi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, isolasi berarti pemisahan suatu hal dari hal lain atau usaha untuk memencilkan manusia dari manusia yang lain. Sedangkan, karantina merupakan tempat penampungan yang lokasinya terpencil guna mencegah terjadinya penularan (pengaruh dan sebagainya) penyakit dan sebagainya. Hal itu, seperti yang dilakukan pemerintah Indonesia ketika memulangkan WNI dari Wuhan China. WNI dari China tersebut dikarantina selama 2 minggu di Natuna, Kepulauan Riau. Selama karantina, para WNI diawasi ketat kesehatannya serta diberikan vitamin serta gizi untuk daya tahan tubuhnya. Sebagai informasi, pemerintah Indonesia belum berencana untuk melakukan lockdown seperti di negara-negara lain. Sebab, pemerintah menilai cara tersebut memiliki risiko yang tinggi, seperti meningkatnya jumlah kasus virus corona. "Meski konsekuensinya dengan lockdown bisa saja kasus di situ naik dengan cepat. Pengalaman kapal Diamond Princess begitu lockdown, naik dengan cepat jumlahnya karena nggak bisa ke mana-mana. Yang sakit dan nggak sakit campur jadi satu," jelas juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona, Achmad Yurianto di Istana Kepresidenan, Kamis (12/3/2020). Suasana Lockdown di Italia Milan seperti kota mati karena penduduk menutup semua toko kecuali supermarket, toko makanan, dan apotek. Di pusat kota yang biasanya ramai dengan pembeli, hanya tampak beberapa orang berbaur di pasar dengan hanya satu toko yang buka. Di daerah universitas di kota itu, hampir semua toko tutup dan orang-orang, kebanyakan mengenakan masker, berbaris untuk masuk ke toko obat. Di dalam, apoteker Andrea De Leo (26) mengatakan mereka kehabisan masker. Ini merupakan lockdown paling berat sejak Perang Dunia II, tetapi De Leo mengatakan kota itu akan bertahan. "Kami mulai terbiasa dengan ini," katanya. "Kami akan melawan." Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengungkap pengawasan ketat pada Rabu (11/3/2020) malam. Negara berpenduduk 60 juta ini merupakan yang paling parah terkena virus corona di Eropa. Di Roma, kota tampak sepi karena jalan-jalan ikonik di daerah itu hampir kosong dan restoran tutup. Spanish Step tampak kosong pada Kamis (12/3/2020) pagi, dengan hanya beberapa orang yang lewat di plaza tersebut. Dilansir dari NBC New, "Situasi mulai terasa lebih tegang," kata Natalie Kennedy, seorang travel blogger dari San Diego yang tinggal di Roma. "Orang-orang mulai membatasi perjalanan mereka di luar rumah. Kami lebih sering tinggal di rumah." Polisi juga menghentikan orang-orang berjalan di jalanan kecuali mereka memiliki urusan penting, polisi menyuruh mereka pulang setelah pemerintah didesak agar masyarakat membatasi kegiatannya. Mereka yang diizinkan keluar disuruh berdiri dengan jarak 3 kaki dari orang lain. Penduduk yang melanggar aturan ini bisa kena denda, bahkan dipenjara beberapa bulan. Di Sisilia, sebuah video yang dibagikan di media sosial menunjukkan pihak berwenang menggunakan pengeras suara untuk memberitahu orang-orang agar tetap di rumah dan hanya pergi untuk mendapatkan makanan atau obat-obatan atau untuk bekerja. Pada Rabu (11/3/2020) malam, Presiden Donald Trump memberlakukan pembatasan besar-besaran untuk mencegah orang dari 26 negara Eropa, termasuk Italia, melakukan perjalanan ke Amerika Serikat selama sebulan. Virus ini telah menginfeksi 126.000 orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 4.600, kebanyakan dari mereka di Cina. Selain itu, lebih dari 68.000 orang telah pulih. Denmark, yang memiliki 514 kasus virus corona atau naik 10 kali lipat sejak Senin juga dikabarkan melakukan lockdown dengan menutup semua sekolah dan universitas mulai Jumat dan akan mengirim pulang semua karyawan sektor publik yang tidak dalam peran penting dalam beberapa hari mendatang. Pemerintah juga mendesak pembatalan acara dengan lebih dari 100 orang hadir. Sementara itu India telah menangguhkan sebagian besar visa bagi orang asing hingga 15 April dan Guatemala melarang warga Eropa masuk sejak Kamis. (dailymail/nbc/dc/cnn/ti/cr-05/dsy)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU