Unusa Gandeng Dinkes Jatim hingga UNICEF Turunkan Angka Remaja Putri Penderita Anemia

author Lailatul Nur Aini

- Pewarta

Rabu, 08 Mei 2024 13:58 WIB

Unusa Gandeng Dinkes Jatim hingga UNICEF Turunkan Angka Remaja Putri Penderita Anemia

i

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama Unicef serta berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur (Dinkes Jatim) melalui talk show bertajuk Gizi Remaja. SP/ AINI

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Sekitar 28 persen remaja putri yang ada di Jatim mengalami penyakit anemia atau kurang darah yang disebabkan oleh makanan.

Atas kepedulian tersebut, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama Unicef serta berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur (Dinkes Jatim) melalui talk show bertajuk Gizi Remaja itu, mengajak remaja putri dari beberapa sekolah SMP-SMA di Surabaya untuk sadar dan peduli akan gizi makanan yang mereka konsumsi.

Baca Juga: Cegah Stunting, Satgas TMMD ke-120 Kodim 0816/Sidoarjo Gencarkan Generasi Sehat

Pada kesempatan tersebut, turut dihadiri Rr. Weni Kusumaningrum merupakan ketua tim kerja kesehatan anak usia sekolah dan remaja Kemenkes RI, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim Waritsah Sukarjiyah, Eriana Asri yang merupakan Nutrition Internasional dan Nafas Triwidiawati yang merupakan Mitra Muda Unicef.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa, Achmad Syafiuddin mengatakan acara ini sebagai bentuk kepedulian kepada remaja putri di Jawa Timur yang alami penyakit anemia. Langkah yang dilakukan Unusa sendiri sudah cukup banyak dilakukan ke Sekolah maupun pesantren.

"Ini untuk menjaga kesehatan remaja putri kita agar bisa lebih peduli dengan kesehatan terlebih menjaga pola makan dan makan makanan sehat," kata Achmad, Selasa (7/5/2024).

Sementara itu, Weni mengatakan banyak remaja putri di Indonesia terlebih di Jawa Timur berpotensi mengalami penyakit kurang darah atau anemia. Hal ini disebabkan karena sirkulasi bulanan seperti Haid dan juga dipengaruhi makanan yang kurang bersih.

"Banyak remaja putri kita memilih makan yang tidak sehat atau tidak bergizi yang berdampak pada kesehatan mereka," ungkap Weni.

Weni menjelaskan banyak remaja putri yang memilih untuk tidak makan jika menu yang dikonsumsi memiliki kandungan gizi sangat baik buat dirinya.

"Jadi banyak remaja putri memilih makan tidak sehat seperti mie pedas, cilok, seblak dan beberapa makanan lainnya," imbuhnya.

Baca Juga: TMMD ke 120 Kodim 0816/Sidoarjo, Rasa Kemanusiaan TNI, Ibu Sutinah Dapat Bantuan Kesehatan di Posko TMMD

Dengan kondisi ini membuat pemerintah Indonesia mendorong anak muda terlebih remaja putri untuk konsumsi tablet penambah darah. "Ini untuk kebutuhan darah yang ada pada dalam tubuh remaja tersebut," jelasnya.

Meskipun begitu, Weni meminta remaja putri untuk menjaga atau memilih makanan yang bergizi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh dari remaja putri.

"Kalau tablet penambah darah itu hanya pendorong, tapi yang paling penting itu harus dari diri mereka sendiri untuk menjaga makanan mereka dan harus memilih yang lebih bergizi," terangnya.

Selaras dengan itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim Waritsah Sukarjiyah perlunya mengandeng berbagai sektor untuk menggandeng Unusa untuk membudayakan atau edukasi kepada remaja putri di Jatim untuk makan-makanan bergizi. Oleh karena itu, membuat Dinas Kesehatan Jawa Timur mengandeng Unusa.

Baca Juga: BKKK Surabaya Siagakan 75 Nakes dan 6 Ambulans untuk Pantau Kesehatan Jamaah Haji

"Terlebih kami menjalankan program dari Kemenkes dengan konsumsi tablet penambah darah untuk remaja putri," tutur Waritsah.

Dengan banyaknya edukasi ke masyarakat seperti ini, Waritsah jumlah remaja putri penderita anemia di Jatim bisa menurun. Serta nantinya, remaja putri tersebut itu tumbuh menjadi seorang ibu yang mampu melahirkan anak-anak yang tidak stunting.

"Sebenarnya permasalahan stunting di Indonesia masih berkaitan dengan keluhan ini, karena jika sang ibu sehat dan tidak anemia diharapkan melahirkan anak yang sehat pula," paparnya.

"Saat ini pun kami memiliki target bisa mengalami penurunan hingga 2 persen itu sudah cukup tapi kami masih terus mengedukasi masyarakat untuk konsumsi makanan sehat," pungkas Waritsah.  ain

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU