Teater Ragil Kibarkan Bendera Setengah Tiang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 17 Mei 2020 19:25 WIB

Teater Ragil Kibarkan Bendera Setengah Tiang

i

Aktor monolog Meimura Teater Ragil Surabaya mementaskan cerita Ritus Travesty episode Besut Rusmini, "Bendera Setengah Tiang", di dalam rumahnya di Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/9/2020) SP/Julian

SURABAYA PAGI, SURABAYA -  Ditengah Pandemi di Surabaya membuat pelaku seni gemas dan mengkritik kondisi tersebut melalui sebuah karya Polah Tanpa Aran bertakjuk Bendera Setengah Tiang yang dimainkan secara monolog oleh Meimura Teater Ragil Surabaya.Meimura, mementaskan monolognya dalam cerita Ritus Travesty didalam rumahnya, di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/5/2020).

Pertunjukan ini disiarkan melalui live streaming dengan akun Instagram @meimura.ragiltheater yang merespon pandemi Covid-19 untuk mengingatkan pada masyarakat dunia bahwa wabah corona sudah dituliskan oleh sang Maha Kuasa, sehingga harus disikapi dengan bijak dan tidak diarahkan pada peperangan.
DSC06864-01DSC06864-01
Meimura selaku aktor dan sutradara menjelaskan bahwa pandemi ini membuat saya semakin gila untuk berkarya episode sebelumnya yang saya pentaskan itu Ritus Travesty episode, Besut Rusmini, Tolak Balak.

Setelah tolak balak dilakukan, Rusmini, indra keseratusnya, menyaksikan betapa manusia didunia mengalami hal yang sama dan "ruh,ruh" itu menyaksikan kami yang masih hidup didunia tidak menyadari bahwa semua ini adalah kehendak Illahi, saling tuduh, menyalahkan."Kesadaran Rusmini, Besut, menyikapi dengan berkirim doa kepada yang maha kuasa, mendoakan yang telah mendahului kita semua diseluruh dunia, dengan caranya sendiri.
DSC06901-01DSC06901-01
Dengan embawa sapu Lidi dan Bendera seluruh dunia sebagai simbul, "bersih-bersih,jiwa raga"."Bagi Besut dan Rusmini, Pandemic ini adalah peristiwa kemanusiaan dunia, karenanya menandai dengan bendera setengah tiang adalah suatu hal yang wajar sebagai penghormatan, kepada yang telah berpulang hingga masih terus menerus berjuang" ujarnya.

"Bagaimana dengan Negri Besut dan Rusmini? Sama, Besut dan Rusmini mengibarkan setengah tiang, namun angin menarik bendera itu keatas tiang, sehingga berkibar penuh, meski manusia Indonesia gabah" ujar mei sambil tertawa.

"Ya intinya, kontemplatif terhadap kehidupan di alam semesta, untuk itu saling memahami adalah mutlak untuk prdamaian dunia dan kemanusiaan" tutup pendiri teater Ragil.Tyn

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU