Terminal Teluk Lamong Dilirik Perusahaan Hongkong

surabayapagi.com
Kapal perusahaan asal Hongkong OOCL Savannah saat sandar di TTL. SP/Humas TTL

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Arus petikemas internasional di Terminal Teluk Lamong (TTL) yang mencapai 37,7 persen, nampaknya menjadi daya tarik bagi perusahaan internasional. Salah satunya adalah perusahaan asal Hongkong yakni Orient Overseas Container Line (OOCL).

Direktur Operasi dan Teknik Terminal Teluk Lamong, Warsilan dalam keterangannya resminya menjelaskan, perusahaan OOCL mempercayakan service baru  bertajuk China Indonesia Service (CIS) kepada TTL.

Baca juga: Terminal Teluk Lamong Catat Kinerja Tinggi, Arus Petikemas Naik 14 % pada Semester 1 Tahun 2022

CIS Service sendiri merupakan service mingguan terhadap kapal OOCL yang akan sandar di Terminal Teluk Lamong seminggu sekali. Dalam sekali sandar kata Warsilan, kapal ini akan melakukan bongkar muat kurang lebih 1000 petikemas.

"Kapal ini akan melakukan kegiatan bongkar petikemas di Terminal Teluk Lamong sebanyak 68.872 TEUs dan muat petikemas sebanyak 113.733 TEUs," kata Warsilan kepada Surabaya Pagi, Minggu (09/05/2021).

Adapun rute pelayaran kapal OOCL adalah Qingdao, Shanghai, Ningbo, Da Chan Bay, Jakarta, Surabaya, Port Kelang dan Qingdao. Selain dengan TTL pelayaran OOCL juga  menggandeng Ocean Network Express (ONE) dan Gold Star Line LTD (GSL).

Skema kerjasamanya pun berupa joint slot sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah muatan dan lebih efisien bagi kapal berkapasitas 4.578 TEUs.

Baca juga: Tahun 2021, Terminal Teluk Lamong Catat Peningkatan Petikemas Hingga 20 Persen

"Sehingga dengan adanya pelayanan rute baru ini diharapkan akan menjadi peluang peningkatan arus petikemas di TTL sekaligus peluang pergerakan ekonomi terutama pasar luar negeri," ucapnya.

Sebagai informasi, sebelumnya TTL juga dipercaya oleh Kementan melalui Badan Karantina Pertanian dalam melakukan fasilitasi sertifikasi ekspor terhadap 81,3 ribu ton komoditas pertanian dengan nilai mencapai Rp1,264 triliun.

Kontribusi terbesar berasal dari sub sektor perkebunan yakni mencapai 78,9 persen dan diikuti masing-masing asal subsektor Tanaman Pangan, Peternakan dan Hortikultura.

Baca juga: Tekan Tarif ocean freight, Terminal Teluk Lamong Berlakukan Sistem Digitalisasi

“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terutama OOCL yang sudah mempercayakan service baru ini untuk sandar di TTL. Kami akan berupaya untuk terus memberikan layanan yang prima kepada semua pelanggan," pungkas Warsilan. sem

 

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru