Sambo, di BAP Ngaku tak Tembak Brigadir J

surabayapagi.com

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Tersangka Sambo, suka berbohong dan bersilat lidah kini dimunculkan dalam BAP ( Berita Acara Pemeriksaan). Dalam pernyataan lisan dan tertulis, ia akui menembak Brigadir J. Termasuk saat rekonstruksi, ia memperagakan tembak ajudannya.

Tapi dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan) yang dibuat penyidik Bareskrim Polri, Sambo, menepis tuduhan soal dirinya yang menyuruh Bharada E untuk membunuh Brigadir J. Sambo bahkan menyuruh penyidik untuk menulis di BAP hanya memerintahkan Bharada E untuk menghajarnya saja.

Baca juga: Pembunuh Mahasiswi di Malang Tertangkap Hampir 2 Tahun

Dalam BAP yang terungkap Jumat kemarin (2/9/2022), Sambo bahkan mengaku dirinya tidak ikut menembak Brigadir Yosua. Dia menyampaikan bahwa dirinya cuma memerintahkan Richard untuk menghajar Yosua. Sambo mengaku panik dan bingung ketika melihat Yosua terkapar. “Akhirnya saya reflek mengambil senjata Brigpol Nofriansyah Joshua jenis HS dan saya menembakkan ke dinding atas tangga beberapa kali sehingga seolah-olah ada kejadian tembak menembak,” kata Ferdy dalam Berita Acara Pemeriksaan.

 

Tak ingat Tembak

Ferdy menyampaikan bahwa dirinya tidak ingat berapa kali dia melepaskan tembakan ke arah dinding. Dia hanya ingat meletakkan pistol HS-9 itu di sebelah jenazah Yosua.

Cerita versi Ferdy Sambo ini berbeda dengan keterangan yang pernah disampaikan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada publik, dan BAP terakhir Richard Eliezer.

 

Penjelasan Kapolri

Baca juga: Wanita di Koper itu Hasil Perselingkuhan dan Bisnis Seks

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, 24 Agustus lalu. Kapolri menyatakan bahwa fakta yang ditemukan tim khusus bentukannya adalah Bharada E menembak Yosua atas perintah Ferdy.

Bharada Richard Eliezer, dalam BAP-nya, juga mengatakan dirinya mendapat perintah Ferdy Sambo untuk membunuh Yosua.

Ketika ditanya soal keterangan Ferdy Sambo tersebut, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo enggan memastikannya. “Itu ranah penyidik,” ucapnya.

Ferdy Sambo kemudian memerintahkan asisten rumah tangganya membersihkan berkas darah Brigadir J yang berada di lantai setelah dia dibunuh di samping tangga lantai 1 rumah dinasnya, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022.

Dalam BAP tersebut pula, Ferdy menyampaikan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto tiba belakangan di TKP.

Baca juga: Di Jakarta, Perempuan BO tak Tampak ABG, Agresif Tawarkan Diri

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Rhekynellson Soplanit tiba pertama kali di TKP setelah dihubungi Ferdy karena rumahnya bersebelahan dengan rumah dinas Ferdy.

Setelah itu, datang anggota Satreskrim Polres Jakarta Selatan untuk melakukan olah TKP. Brigjen Benny Ali dan Brigjen Hendra Kurniawan pun hadir di sana saat olah TKP. Mantan Kepala Biro Provost Polri Brigjen Benny Ali disebut Sambo sebagai orang yang pertama kali dia hubungi usai dia merekayasa TKP.

Dalam BAP-nya, Ferdy mengungkapkan Kombes Budhi Herdi Susianto sempat bertanya kepada asisten rumah tangga alasannya membersihkan bekas darah itu dan dijawab atas perintah Ferdy Sambo.

Kepada penyidik, Sambo beralasan memerintahkan itu karena sudah mendapatkan izin dari Ridwan yang menyatakan olah TKP sudah selesai. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru