Pakar: Susu tidak Bisa Digantikan dengan Air Tajin

surabayapagi.com

SURABAYAPAGI, Surabaya - Meski warnanya sama-sama putih, air tajin bukanlah pengganti susu untuk anak kecil. Pakar kesehatan menyebut air tajin mengandung gizi yang berbeda dibandingkan susu, terlebih susu yang difortifikasi alias sudah mendapat tambahan zat gizi mikro tertentu.

"Air tajin itu dari (pembuatan) nasi, jadi hanya sumber karbohidrat," kata Dr dr Ray Wagiu Basrowi MKK dari Universitas Indonesia dalam webinar kesehatan, Senin (31/10).

Baca juga: Cegah Stunting, Satgas TMMD ke-120 Kodim 0816/Sidoarjo Gencarkan Generasi Sehat

Apa jadinya bila anak hanya diberikan air tajin? Dr Ray menjelaskan zat gizi yang didapatkan anak hanyalah karbohidrat, tanpa tambahan asupan gizi lain yang dibutuhkan untuk perkembangan anak.

"Kalau susu, terutama yang sudah difortifikasi, mengandung berbagai zat gizi mikro, jadi tidak bisa (digantikan) pakai air tajin," ujar dia.

Sementara itu, peneliti ekonomi kesehatan Mutia A Sayekti mengatakan pencernaan anak lebih sensitif dibandingkan orang dewasa. Kondisi itu membuat anak rentan terhadap benda asing, termasuk air tajin, apalagi bila aspek kebersihannya tidak diperhatikan.

Baca juga: TMMD ke 120 Kodim 0816/Sidoarjo, Rasa Kemanusiaan TNI, Ibu Sutinah Dapat Bantuan Kesehatan di Posko TMMD

"Walau di tajin ada kandungan nutrisi bawaan, tapi itu bukan yang dibutuhkan paling prioritas bagi anak," kata Mutia.

Orang tua harus memberikan nutrisi yang lebih pas, seperti makanan bergizi yang mengandung lauk pauk, sayur, buah, serta susu sebagai tambahan. Dr Ray mengingatkan ayah dan ibu bahwa makanan padat tetap menjadi sumber nutrisi utama.

Baca juga: BKKK Surabaya Siagakan 75 Nakes dan 6 Ambulans untuk Pantau Kesehatan Jamaah Haji

Susu, menurut dr Ray, diberikan agar gizi yang tidak didapat dari makanan bisa masuk ke dalam tubuh. Orang tua diminta menerapkan pedoman prinsip "Isi Piringku" yang mengandung gizi seimbang.

"Pedoman Isi Piringku mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur, dan 1/3 buah," tutur dr Ray.hlt/tjn

Editor : Mariana Setiawati

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru