Rohmawan, Pengusaha Rokok yang Diduga Ilegal di Pasuruan, Dikenal 'Sakti'

surabayapagi.com
Kolase Rohmawan, pemilik perusahaan PT. RMS serta rokok ilegal (tanpa cukai) (kiri) dan hasil produksinya (kanan).

SURABAYAPAGI.COM, Pasuruan- Rokok ilegal di kawasan Pasuruan masih saja berproduksi meski Bea Cukai, aparat penegak hukum dan pemerintah daerah gencar teriakan gempur rokok ilegal. Faktanya, salah satu perusahaan rokok tak bercukai yang disinyalir ilegal berada di desa Bulusari Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan masih terus berproduksi.

Malah terkesan terang-terangan. PT. RMS., pabrik rokok milik Rohmawan ini seolah tidak pernah tersentuh oleh pihak keamanan.

Baca juga: Pemkab Mojokerto Gelar Ngonthel Bareng Bupati dan KOSTI Bertajuk Gempur Rokok Ilegal

Rohmawan sendiri seakan menjadi orang paling sakti yang kebal hukum. Sudah sekian lama memproduksi rokok tanpa cukai dan disinyalir tanpa ijin resmi dari pemerintah masih aman-aman saja dari jeratan hukum, dia bisa melenggang bebas kemana dia mau.

Baca juga: Cukai Hasil Tembakau Resmi Naik 10% per Januari 2024

Namun ada secuil informasi penting yang disampaikan oleh Budi (nama samaran) salah satu staf karyawan PT RMS kepada media ini, Senin (17/07/23), menguak tabir kebisuan keberadaan perusahaan rokok ilegal di Pasuruan. Menurutnya, Langgengnya perusahaan-perusahaan rokok ilegal di Pasuruan bukannya tidak diketahui oleh pemerintah daerah ataupun aparat penegak hukum.

Apalagi LSM dan wartawan, semuanya tahu keberadaan perusahaan rokok ilegal di Kabupaten Pasuruan. Keberadaannya malah di manfaatkan oleh sejumlah oknum dijadikan ATM berjalan.

Baca juga: Satpol PP Jombang Beri Edukasi Rokok Ilegal ke PKL dan Ojol

Lebih tegas Budi mengatakan, bahwa telah terjadi praktik pungutan liar oleh sejumlah oknum kepada perusahaan rokok ilegal, salah satunya di PT. RMS. "Setiap bulan kami harus setor upeti kepada oknum Satpol PP Kabupaten Pasuruan, oknum pegawai Bea Cukai Pasuruan, oknum polisi Polres Pasuruan, oknum polisi Polda Jatim, dan oknum wartawan serta oknum LSM," ungkap Budi. ris

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru