TikTok Kerahkan 40.000 ahli Keamanan Untuk Tingkatkan Kemampuan Menangani Konten Menyesatkan

surabayapagi.com
Aplikasi Media Sosial TikTok Saring Konten Menyesatkan.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Untuk meningkatkan kemampuan dalam menangani konten menyesatkan, serta konten yang mengandung kekerasan usai konflik Israel-Hamas. TikTok membentuk pusat komando yang terdiri dari tim global dan berisikan 40.000 ahli keamanan.

Ide ini dilakukan untuk menangani masalah dari berbagai sudut pandang dan dengan mempertimbangkan variasi serta sentimen regional.

Baca juga: TikTok Akan Bahas Lebih Lanjut Terkait Dengan E-Commerce di Indonesia

Penggabungan tim yang beragam ini memiliki tujuan agar TikTok ada membuat respons yang cepat, peka secara budaya serta efektif secara global, dikutip dari Gizmochina, Selasa (17/10/2023).

Perusahaan media sosial ini juga berinvestasi dalam moderasi khusus bahasa dengan mempekerjakan lebih banyak moderator yang fasih berbahasa Arab atau Ibrani.

Tujuannya ada dua yakni menunjukkan konten berbahaya dengan lebih baik dan menyediakan sistem penyaringan yang lebih bernuansa yang mempertimbangkan seluk-beluk bahasa dan budaya yang mungkin terlewatkan oleh algoritma umum.

Baca juga: Layanan Tiktok Shop Resmi Dilarang Pemerintah: Zulhas: UMKM Kita Harus Dipayungi

Hal ini terjadi setelah seorang moderator menggugat perusahaan pada tahun 2021, mengklaim bahwa pekerjaannya menyebabkan trauma mental.

TikTok telah merespons dengan memperluas dukungan kesejahteraan bagi para moderatornya, tenaga kerja yang sering diabaikan yang menangani aspek-aspek suram dari internet.

Baca juga: Tiktok Hanya Mengantongi Izin Media Sosial, Bahlil: ''Tidak Akan Diberi Izin Menjadi E Commerce''

Selain itu, TikTok juga mengambil langkah-langkah teknologi untuk memerangi informasi palsu dan konten sadis. Ini bukan hanya tentang menghapus video, tetapi juga tentang memastikan apa yang tetap ada di sana untuk alasan yang benar.

Pada antara tanggal 7 Oktober dan 15 Oktober saja, TikTok telah menghapus sekitar 500.000 video dan menghentikan 8.000 siaran langsung yang terkait dengan situasi Israel-Gaza.
Ke depannya, TikTok akan memperkenalkan peringatan misinformasi dalam berbagai bahasa, mulai dari bahasa Inggris, Ibrani, dan Arab. ac

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru