Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara tiba-tiba mengakhiri konferensi pers (konpers) soal perkembangan upaya memerangi virus Corona (COVID-19) setelah terlibat pertengkaran dengan seorang wartawan keturunan Asia-Amerika.
Seperti dilansir AFP, Selasa (12/5/2020), insiden ini berawal saat wartawan CBS News bernama Wejia Jiang menanyakan kepada Trump soal mengapa dia bersikeras menyatakan AS melakukan hal lebih baik dari negara lain saat membahas tes Corona.
Baca juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi
"Mengapa itu penting?" tanya Jiang dalam konferensi pers yang digelar outdoor di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC. "Mengapa ini menjadi kompetisi global ketika, setiap hari, warga Amerika kehilangan nyawa mereka?" tanyanya lagi.
Trump pun menjawab Jiang: "Mereka kehilangan nyawa mereka di mana saja di dunia."
"Dan mungkin itu pertanyaan yang harus Anda tanyakan kepada China. Jangan tanya saya, tanyakan pertanyaan itu kepada China, OK?" imbuh Trump.
Jiang yang mengidentifikasi dirinya di bio Twitternya sebagai 'warga West Virginia kelahiran China', mendesak Trump soal maksud pernyataannya itu.
Baca juga: Awas Covid-19 Varian Kraken, Tingkat Penularannya Cepat
"Pak, mengapa Anda mengatakan itu kepada saya secara khusus?" tanya Jiang, sembari mengisyaratkan itu karena rasnya.
Trump menjawab: "Saya mengatakan itu kepada siapa saya yang akan menanyakan pertanyaan jahat seperti itu."
Insiden ini menarik perhatian pengguna media sosial (medsos) dan dengan cepat para pengguna medsos menggaungkan tagar berbunyi #StandWithWeijiaJiang via Twitter. "Saya #StandWithWeijiaJiang melawan kemarahan Trump yang rasis," tulis aktor 'Star Trek' dan aktivis Asia-Amerika terkemuka, George Takei.
Baca juga: PPKM Dicabut, Dinkes Kabupaten Mojokerto Tetap Siagakan Ruang Isolasi
Wartawan dan analis politik CNN, April Ryan, yang juga pernah bertengkar dengan Trump saat konferensi pers, turut memberikan komentar. "Selamat datang ke klub! Ini memuakkan! Ini kebiasaan dia (Trump-red)!" tulis Ryan
Adapun sejauh ini berdasarkan data Johns Hopkins, kasus positif corona di AS telah mencapai lebih dari 1,3 juta pasien. Dari jumlah itu, lebih dari 80 ribu pasien di antaranya meninggal dunia. Angka kematian pasien corona di AS itu merupakan yang tertinggi di dunia. (afp/dc/kpr/cr-03/dsy)
Editor : Redaksi