Gaya Komunikasilah yang Terjadi Perbedaan

surabayapagi.com
Prof Dr. Suryanto, M.Si Guru Besar Fakultas Psikologi Unair

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Salah satu psikolog Universitas Airlangga Surabaya yang juga guru besar Ilmu Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Unair, Prof. Dr. Suryanto, M.Si. berpendapat bila jabatan yang dimilik hanyalah jabatan politik. Dalam hal ini apa yang ditampilkan antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam penanganan Covid-19 selama tiga bulan terakhir.

Baca juga: Ajak Masyarakat Berolahraga dan Bersenang-senang, AKG Entertainment Gelar Pokemon Run 2024 di Surabaya

"Walikota, Gubernur, Bupati ini jabatan politik. Masing-masing pemimpin itu punya gaya sendiri-sendiri, kalau selama ini terjadi perbedaan itu persoalan gaya komunikasi," terang Prof Suryanto, kepada Surabaya Pagi, Jumat (19/6/2020).

Gaya komunikasi inilah yang menyebabkan timbul perbedaan dan dugaan perlawanan yang dilakukan oleh Walikota Surabaya kepada Gubernur Jatim.

Baca juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

Menurut Prof Suryanto, setiap anak buah dari masing-masing pimpinan ini wajib menjelaskan informasi dengan betul dan harus saling mengkroscek sebelum menyampaikan laporan data tersebut kepada media.

"Masing-masing bidang dibawahnya harus menjelaskan betul, informasi anak buah ini harus saling kroscek sebelum secara umum menyampaikan di media. Berhubungan dengan angka, mana angka yang datanya pasti itu? Karena data itu real time, sehingga bila terjadi perbedaan data dan angka, data itu per-jam berapa itu harus di pahami. Sebetulnya ini bukan gaya kepemimpinan Walikota dan Gubernur, tapi lebih pada bagaimana masing-masing anak buah menyajikan, melaporkan data ini kepada atasannya," jelasnya.

Baca juga: Demokrat Optimistis Khofifah Kembali Gandeng Emil Dardak

Menurutnya saling mengkoreksi data yang yang dipaparkan merupakan hal yang wajar namun harus tetap saling berkoordinasi, sebab Prof Suryanto menilai bila apa yang disampaikan oleh pemimpin, hal tersebut bergantung pada laporan anak buahnya.

"Saling mengkoreksi itu wajar saja, karena data ini selalu berubah. Jadi harus saling komunikasi, saling croscek saja.Kalau melihat kepemimpinan beliau berdua sebetulnya luar biasa, persoalannya memang kaitannya bagaimana bawahannya melaporkan informasi kepada atasannya. Pada saat kapan informasi itu diberikan. Ini lebih pada bagaimana komunikasi masing-masing pemimpin dan harus disadari bahwa apa yang disampaikan pemimpin juga sangat tergantung dari laporan bawahannya," pungkasnya. byt

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru