Konsumsi Rumah Tangga di Kuartal I/2021 Kontraksi 2,23 Persen

surabayapagi.com
Sejumlah pengunjung berada di salah satu kios di Pasar. SP/ JKT

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Pada kuartal satu 2021, komponen penyumbang kontraksi terbesar adalah konsumsi rumah tangga. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 2,23 persen. Adapun realisasi ini menunjukkan arah yang membaik jika dibandingkan dengan kuartal dua sampai empat pada 2020. 

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menyebut, daya beli masyarakat yang belum pulih ini berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2021. Pasalnya, komponen itu menyumbang 56,9 persen dari total PDB RI. Jika digabung dengan investasi (PMTB) sumbangannya mencapai 88,9 persen.

Baca juga: Pasar Malem Tjap Toendjoengan Jadi Penggerak Ekonomi Lokal

"Tapi kontraksi menunjukkan arah perbaikan kalau dibanding kuartal II hingga kuartal IV (2020)," ucap Suhariyanto.

Selain itu, di antara enam komponen konsumsi rumah tangga, terdapat dua komponen yang masih tumbuh positif yaitu perumahan dan perlengkapan rumah tangga sebesar 1,27 persen, serta kesehatan dan pendidikan sebesar 0,31 persen.

Baca juga: BPS: Impor Beras RI per Januari – Februari 2024 Tercatat 880,82 Ribu Ton

Sedangkan empat lainnya masih terkontraksi seperti makanan dan minuman selain restoran sebesar minus 2,31 persen, pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya sebesar minus 2,71 persen, transportasi dan komunikasi sebesar minus 4,24 persen, serta restoran dan hotel sebesar minus 4,16 persen.

“Yang masih mengalami kontraksi cukup dalam adalah transportasi dan komunikasi, satu lagi adalah restoran dan hotel,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (5/4).

Baca juga: BPS Catat Harga Emas dan Kontrak Rumah Picu Inflasi Komponen Inti Terbesar

Menurut Suhariyanto, terdapat banyak indikator kontraksi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kuartal satu 2021. Misalnya, penjualan eceran masih terkontraksi sebesar 17,19 persen, seluruh kelompok penjualan makanan dan minuman, tembakau, sandang, suku cadang, serta aksesoris.

Selain itu, penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor, jumlah penumpang angkutan rel, laut, udara, serta tingkat hunian kamar hotel. “Angkutan rel masih terkontraksi 58 persen, angkutan laut 38 persen, dan angkutan udara 65 persen. Tingkat penghunian kamar hotel juga masih terkontraksi sebesar 35,71 persen,” ucapnya. Dsy19

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru