Masjid Tegalsari kembali Tiadakan Shalat Malam Berjama'ah

surabayapagi.com
Masjid Tegalsari yang sebelum pandemi selalu dipenuhi jama’ah saat digelar shalat malam, kini kembali meniadakan shalat malam karena masih pandemi.

 

SURABAYAPAGI.COM, Ponorogo - Bagi umat muslim, 10 hari terakhir di bulan Ramadhan menjadi malam-malam istimewa. Oleh karenanya, di setiap 10 hari terakhir khususnya malam ganjil di bulan Ramadhan, banyak umat muslim yang menggelar sholat malam di masjid-masjid atau mushala setempat.

Baca juga: Petani di Bumi Reog Sumringah, Harga Gabah Kering di Atas HPP

Karena masih dalam masa pandemi, sebagian wilayah tidak mengadakan kegiatan shalat malam di masjid. Salah satunya di masjid Tegalsari kecamatan Jetis Ponorogo. Dengan ini, kegiatan shalat malam kembali ditiadakan seperti tahun lalu.

“Pihak panitia ta’mir Masjid Tegalsari tidak mengadakan salat Lait berjemaah. Biasanya kan sebelum pandemi, salat Lail di malam ganjil Ramadan dikoordinir panitia dari ta’mir Masjid Tegalsari,” kata Sekretaris Yayasan Masjid Tegalsari, Triono, Minggu (2/5/2021).

Meski tidak ada salat Lail berjemaah, pihak ta’mir menyebut bahwa Masjid Tegalsari tidak tertutup untuk umum. Dia menyebut pihaknya hanya tidak melaksanakan salat Lail berjemaah.

Baca juga: Gelaran 30 Hari Pasar Malam, Sumbang Rp 450 Juta PAD Pemkab Ponorogo

Masyarakat bisa melakukan salat Lail secara sendiri-sendiri tentu dengan protkes. Keadaan yang hampir sama juga terjadi di bulan Ramadan tahun lalu. Kalau tahun lalu, kata Triono dari awal bulan puasa, masjid ditutup untuk orang luar. Bahkan jalan menuju masjid pun dipasang portal.

“Kalau dulu ditutup total untuk orang luar. Sedangkan sekarang hanya tidak mengadakan salat Lail berjemaah, untuk salat tarawih bebas saja,” katanya.

Sejak berpuluh-puluh tahun lamanya, Masjid Tegalsari selalu mengadakan salat Lail di malam ganjil bulan Ramadan. Dimulai pada pukul 12 malam, diisi dulu dengan ceramah, baru 1,5 jam kemudian melaksanakan salat Lail. Jamaahnya pun mencapai ribuan, datang dari seluruh wilayah Ponorogo.

Baca juga: Kebijakan ‘One Way’ di Ponorogo Diklaim Berdampak Positif Bagi Ekonomi

“Dulu jamaah salat Lail ada 7.000 bahkan bisa sampai 10.000 orang. Sehingga membludak ke halaman bahkan jalan-jalan di sekitar masjid,” pungkasnya.

 

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru