Home / Hukum & Pengadilan : Blak-blakan 18 WNI Mantan Anggota ISIS. Mereka Men

NYAWA MANUSIA MURAH

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 13 Sep 2017 23:09 WIB

NYAWA MANUSIA MURAH

SURABAYAPAGI.com, Jakarta – Meski sudah tidak lagi menjadi anggota ISIS, akan tetapi 18 warga negara Indonesia (WNI) yang telah pulang ke Tanah Air merasa tidak ingin kembali lagi. Bahkan mereka menyesal telah bergabung dengan ISIS dan tidak mau lagi berurusan menyebarkan faham ISIS. Laporan: Joko Sutrisno, Ibnu F. Wibowo; Editor: Raditya M.K. Mereka dipulangkan sejak awal Agustus 2017 lalu. Tepatnya diterbangkan dari Erbil, Irak pada 11 Agustus dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, sehari kemudian. Beberapa orang eks ISIS itu menceritakan kisah kelamnya saat bergabung dengan kelompok militan ISIS di Irak dan Suriah. Mereka memberikan testimoni, kalau selama menjadi anggota ISIS, bukan membela sebuah agama. Tetapi kekejaman ISIS lebih dari seekor binatang. Hal itu mereka ungkapkan di depan mata kamera Pusat Media Damai (PMD) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Videonya diunggah pada 11 September, Rabu (13/9/2017) kemarin. Ada delapan orang yang diwawancarai di Erbil, terdiri dari tiga laki-laki dan lima perempuan. Mereka bernama Heru, Nurshadrina, Djoko, Fauzakatri, Naila, Raihan, Difansa, dan Lasmiati. Mereka dievakuasi dari Suriah. Gambar awal memperlihatkan suasana penjemputan para WNI eks ISIS di Bandara Internasional Erbil. Ada bendera Kurdistan yang berkibar. Terlihat kilang minyak dilalap api. Kemudian suasana berganti dengan pemandangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Para eks ISIS sesenggukan dan penuh emosi mengungkapkan apa yang mereka lihat, rasakan, dan sesali. "Oh luar biasa, Mbak, penyesalannya. Tapi kita tidak bisa mengembalikan waktu ya. Kalau bisa dikembalikan waktu," kata Difansa, salah satu perempuan eks ISIS di video ini. Bagi dia, ISIS adalah tempat segala kebusukan. Nyawa manusia sangat murah di mata ISIS. Heru menyatakan hal yang sama. Keadaan di lingkungan milisi bersenjata itu membuatnya tertekan. Kekerasan sangat gampang terjadi. Suatu saat dia menyaksikan rekrutannya dikasari oleh guru ISIS dan dia hanya bisa diam karena takut, tanpa bisa membela temannya yang dikasari itu. Dia menyesal telah ikut ISIS. "Pertama-tama ya menyesali keputusan saya itu," kata Heru. Janji Sekolah Gratis Sementara, Djoko, pria berkaus abu-abu dan putih, sangat kesal atas janji sekolah gratis dari ISIS bagi anak-anaknya. Nyatanya, yang ada cuma desakan dari kombatan ISIS untuk mengawinkan anak gadis Djoko. Raihan, seorang pemuda, menjadi saksi kedustaan kelompok biadab itu. Kedamaian hanyalah angan-angan bila orang sudah sampai di tanah ISIS. "ISIS itu pembohong," ucapnya. Lebih Buruk dari Binatang Sedangkan, Naila, seorang perempuan yang berangkat ke Suriah mengatakan, tindakan-tindakan yang dilakukan ISIS, di luar nalar manusia. "Aku enggak nyangka separah setelah aku masuk ke Suriah. Pas di Suriah sampai asrama perempuannya, kelakuannya itu, Ya Allah, bisa kubilang lebih parah dari binatang," kata Naila dalam kesaksiannya. Lain Naila, lain lagi Heru. Pria yang sempat bergabung dengan ISIS itu heran dengan kelakuan orang-orang yang disebut pejuang itu. "Hampir seminggu, dua atau tiga kali terjadi perkelahian, penyebabnya, makanan, senggolan, istilahnya kayak preman," katanya. Heru memang tidak pernah melihat eksekusi langsung yang dilakukan ISIS tapi, ada satu pengalaman yang terngiang di kepalanya hingga saat ini. "Saya takut," katanya. Beri Janji Palsu Lasmiati menyatakan ISIS cuma menebar janji palsu ke calon rekrutan. Dia adalah salah satu orang yang tertipu oleh janji palsu ISIS. "Saya menyesal," katanya dengan jelas. Kini dia bersyukur karena telah diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk kembali ke Tanah Air. "Insyaallah saya ingin segera bertemu anak, suami saya, dan keluarga-keluarga saya. Insyaallah," kata Lasmiati. Heru juga sama. Dia sudah berniat memeluk anak dan istrinya seketika bertemu di Indonesia. "Insyaallah bisa mengucapkan permintaan maaflah," kata dia, yang matanya berkaca-kaca. Pada 12 Agustus 2017, mereka mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Pada bagian akhir video, mereka terlihat berangkulan dengan keluarga masing-masing. Air mata haru menetes. Pemerintah Ikut Mengawasi Terpisah, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, langkah yang kini dilakukan adalah doktrinasi ulang terhadap 18 WNI yang kembali tersebut. "Dia dulu pergi dicuci otak, dia pulang ya kita cuci otaknya lagi. Jadi mereka kalau mau pulang tidak bisa kita tolak," katanya. Belasan WNI yang telah pulang dan melarikan diri dari ISIS saat ini sedang berada di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme di Sentul, Bogor. Mereka masih dalam tahap pengawasan juga akan dilakukan dengan memanfaatkan tenaga kepolisian serta tentara dan intelijen. "Warga negara yang pulang dijemput, diantar ke daerahnya supaya kepala daerah sampai kepala desa tahu dia siapa namanya, tinggal dimana, RT mana, kelurahan atau desa mana, sehingga bisa termonitor," kata Tjahjo Kumolo. Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu sebelumnya sempat mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya bisa menolak kedatangan WNI yang kembali dari markas ISIS di Timur Tengah. Tjahjo kemudian mengatakan langkah itu tak akan dilakukan pemerintahan Joko Widodo. Warga yang terdiri dari perempuan, anak-anak serta laki-laki dewasa ini melarikan diri dari ISIS di Raqqa, Suriah dan diamankan oleh satu faksi Kurdi di negara itu. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU