SMRC: Prabowo dan Jokowi Paling Potensial di Bursa Capres

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 05 Okt 2017 16:55 WIB

SMRC: Prabowo dan Jokowi Paling Potensial di Bursa Capres

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, masih menjadi dua nama paling potensial dalam bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Persentase dukungan terhadap dua figur tersebut jauh melampaui tokoh-tokoh lain. Djayadi mengatakan, jika Pilpres digelar saat survei maka kecenderungan nama yang pertama muncul dalam pikiran responden (top of mind) adalah Jokowi (39 persen), Prabowo (12 persen) dan Susilo Bambang Yudhoyono (1,6 persen). "Dukungan terhadap nama-nama lain di bawah satu persen," ujar Djayadi dalam konferensi pers di kantor SMRC, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (5/10). Djayadi menuturkan, tren dukungan kepada Jokowi meningkat sejak Januari 2017. Sementara itu, dukungan kepada Prabowo cenderung meningkat sejak Mei 2017, akan tetapi menurun hingga saat ini. Selanjutnya, jika responden diberi daftar semi terbuka nama-nama figur Calon presiden, Jokowi dan Prabowo masih tetap mendapat dukungan tertinggi. Dukungan terhadap Jokowi sebesar sekitar 46 persen, sedangkan dukungan kepada Prabowo sebesar 19 persen. "Berdasarkan perbandingan parameter top of mind dan semi-terbuka, secara kuantitatif posisi Jokowi sebetulnya lebih baik dibanding SBY saat dua tahun sebelum pemilu. Logikanya, dengan posisi lebih baik seharusnya dia punya kesempatan lebih besar untuk memenangkan pemilu mendatang. Namun, dengan catatan semua kondisi stabil seperti saat ini," jelasnya. Sementara itu, lanjut Djayadi, dalam pertanyaan semi-terbuka mengenai parpol, sebanyak 27 persen warga akan memilih PDIP diikuti Golkar sebanyak 11,4 persen, Gerindra sebanyak 10,2 persen dan Demokrat sebanyak 7 persen . Sebanyak 19 persen pemilih tercatat belum menentukan pilihan. "Secara tren, ada kecenderungan bahwa dibanding Pemilu 2014, dukungan kepada semua parpol kecuali PDIP cenderung menurun atau stagnan. Misalnya Golkar dapat 14 persen, sekarang pada posisi 11 persen. PDIP satu-satunya parpol yang kecenderungan suaranya menguat jika terlihat di trennya," tambah Djayadi. Survei sudah digelar pada 3-10 September 2017 dengan populasi sebanyak 1220 responden. Dari jumlah responden, terdapat 1057 responden yang dapat dianalisis datanya. Survei dilakukan dengan metode acak sampling melalui wawancara dengan tatap muka. (FF)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU