Meski Harga Meningkat, Konsumen Tetap 'Rebutan' Tempe

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 04 Jan 2021 22:20 WIB

Meski Harga Meningkat, Konsumen Tetap 'Rebutan' Tempe

i

Penjual tahu tempe di Pasar Keputran merasakan dampak  atas kenaikan drastis harga kedelai hal ini membuat  stok tahu tempe yang dikirim pengrajin menurun drastis. Senin (04/01/2020). SP/ MOCHAMMAD KASYFI FAHMI  

SURABAYAPAGI,Surabaya - Hari ini, Senin (04/01/2020) penjual di Pasar Keputran mendapat kiriman tempe dari distributor setelah tiga hari vakum berjualan. Seiring dengan naiknya harga kedelai, harga tempe per biji nya pun terpaksa harus dinaikkan oleh para pedagang di pasar andalan warga Surabaya ini.

 Harga tempe termurah yang mulanya berkisar dari Rp.1500, kini harus naik 30% hingga mencapai angka Rp.2000. "Kemarin sebelum vakum, harga termurah masih Rp.1500 mas. Sekarang paling murah bisa sampai Rp.2000," ujar Aries.

Baca Juga: Pendapatan Pajak Tembus Rp27,26 Triliun, Jatim Masih Jadi Kekuatan Ekonomi Kedua Nasional

 Tempe dikirim oleh pihak distributor di Pasar Keputran tepat pukul 12.30. Belum lama tempe masuk ke dalam kotak, semua tempe sudah ludes tak tersisa pada pukul 14.30.

 Tak bisa dipungkiri bahwa tempe seakan sudah menjadi 'makanan pokok' bagi masyarakat Surabaya. Harga tempe yang sedang naik-naiknya, ternyata tetap menjadi lauk pilihan yang bisa memikat antusiasme pembeli.

 Meski demikian, pembeli tempe tetap merasakan ketidaknyamanan atas kenaikan drastis harga kedelai. "Susah mas cari tempe. Sekali nemu yang jual, stoknya cuma sedikit. Selain itu harga nya juga naik. Tapi mau gimana lagi, pelanggan katering mau nya seperti ini," ujar pengusaha katering di daerah Mulyosari.

Baca Juga: Pasar Malem Tjap Toendjoengan Jadi Penggerak Ekonomi Lokal

 Aries, selaku pedagang tahu tempe juga merasakan hal yang sama dengan pembeli. Dirinya mengatakan bahwa, stok tempe yang dikirim sangat menurun drastis jika dibandingkan dengan sebelumnya. 

"Biasanya sehari bisa kirim 200 sampai 250 biji tempe mas. Setelah tiga hari vakum, sekarang kirimnya cuma sedikit. Cuma 80 biji. Padahal pembeli pada berebut semua," terang Aries.

Baca Juga: Kinerja Ekonomi Jatim Triwulan III 2023 Tumbuh 4,86%

 Sebelum fenomena ini terjadi, penjual tempe di Pasar Keputran biasa berjualan hingga jam 17.00. Tapi karena stok tempe yang terbatas dari distributor, pedagang tempe hanya berjualan hingga 15.00.

 Ukuran tempe yang dikabarkan mengecil ternyata tidak sepenuhnya benar. Aries menilai, "Mungkin ukurannya sama, namun kandungan kedelai yang ada di dalam tempe dikurangi," pungkasnya. mbi

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU