Penggerak Anak-anak Muda, Hiasi Jalanan Desa dengan Lampion

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Mei 2021 10:15 WIB

Penggerak Anak-anak Muda, Hiasi Jalanan Desa dengan Lampion

i

Zainul Arifin. SP/ TRG

SURABAYAPAGI.com, Trenggalek - Idul Fitri tahun ini harus dirayakan dengan situasi yang serba terbatas. Sebab adanya larangan mudik untuk mengurangi lonjakan wabah Covid-19 tersebut membuat sanak saudara tidak bisa berkumpul lengkap dan bersilaturahmi dengan keluarga.

Namun taka da alasan bagi Zainul Arifin, salah satu penggerak anak-anak muda di Desa Sukowetan mengatakan, aktivitas menghias jalan desa dengan lampion menjelang Lebaran adalah sebuah tradisi. Di tahun-tahun sebelumnya, warga desa gotong-royong membuat lampion.

Baca Juga: Gapoktan di Trenggalek Bagikan Ribuan Liter POC Gratis

Bedanya, lampion tahun ini, berawal dari ide yang muncul pada Lebaran tahun lalu. Hiasan lampion tahun ini berbeda karena memiliki bentuk yang bervariasi, seperti sepeda, huruf, roda, dan sebagainya. Variasi lampion dengan bentuk sepeda karena sepeda menjadi simbol yang diartikan media berolahraga.

Olahraga menjadi aktivitas penting di tengah pandemi karena olahraga dapat menambah kekebalan tubuh agar tak mudah terserang penyakit. "Sehingga masih selaras dengan cara menjaga imun tubuh di tengah pandemi Covid-19," kata dia, Selasa (18/5/2021).

Selain itu, pembuatan bentuk lampion itu tergantung kreativitas warga. Sehingga bentuk-bentuk lampion di tiap RT bisa berbeda. Perbedaan itu, kata Zainul, justru bisa menambah keindahan agar tidak terkesan monoton. "Inisiatifnya kawan-kawan biar agak beda. Lampu plengkung kan udah biasa," sambungnya.

Baca Juga: 4 Titik yang Tertimbun Longsor di Trenggalek Dibuka

Diakuinya, ada beberapa titik lampion yang belum dipasang, namun dalam waktu dekat akan segera terselesaikan. "Anggaran dari warga, tidak dipatok berapa iurannya. Namun apabila dihitung dari nol itu bisa sampai Rp 3 juta," ucapnya. 

Hiasan lampion unik di Desa Sukowetan, Kecamatan Karangan, menurut Zainul, belum diketahui bisa menjadi wisata desa atau tidak. Menurut dia, latar menghias jalan dengan lampion ini adalah budaya menjelang Lebaran saja.

Baca Juga: Gus Muhdlor Gelar Open House untuk Masyarakat, 15.000 Porsi Makanan Disiapkan

"Tergantung tanggapan dari warga dan masyarakat luar. Apabila ada masukan untuk dibuat wisata desa, tidak apa," ujarnya. 

Sembari menikmati keindahan lampion, Zainul menuturkan, terselip hikmah yang dapat dipetik ketika warga semangat menghias jalan dengan lampion. Menurutnya, hikmah yang terkandung adalah nilai kegotongroyongan. Itu dibuktikan ketika warga semangat mulai dari iuran sampai turut membantu saat memasang lampion. "Itu 100 persen dana dari warga RT 03 dan usaha sendiri," tutupnya. Dsy8

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU