Penjualan Tiket Kapal Laut Meroket Hingga 30 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 08 Jun 2021 14:01 WIB

Penjualan Tiket Kapal Laut Meroket Hingga 30 Persen

i

Penumpang saat melakukan pembelian tiket. SP/ Sem

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Penjualan tiket kapal laut terus meroket pasca lebaran Idul Fitri 2021 berakhir. Naiknya penjualan tiket mencapai 30 persen setiap harinya.

Manager ticketing Kaha Tour & Travel Ahmad Sarwani mengaku, dalam seminggu terakhir penjualan tiket ke wilayah Kalimantan terus meningkat. Rata-rata dalam sehari ia bisa menjual dikisaran 20 hingga 30 tiket kapal laut.

Baca Juga: Tiket Sold Out Saat, Ratusan Calon Pemudik Ngamuk di Pelabuhan Ambon

"Permintaan banyak ke Banjarmasin. Mulai kerasa itu sejak tanggal 25 (Mei) sampai hari terus naik sekitar 30%," kata Ahmad Sarwani kepada Surabaya Pagi, Selasa (8/6/2021).

Musabab naiknya permintaan tiket kata Ahmad, dipengaruhi oleh penerapan tes GeNose di Pelabuhan Tanjung Perak. Sebelumnya, syarat keberangkatan penumpang kapal laut sebelum adanya GeNose adalah bukti negatif swab antigen. 

Namun pasca dikeluarkan Surat Edaran (SE) 25 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Laut Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID 19), alat deteksi covid-19 karya peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) secara resmi diberlakukan di pelabuhan.

Baca Juga: Musim Nataru 2022-2023, Jumlah Penumpang Kapal Diprediksi Melonjak 100%

"Karena GeNose lebih murah, 30 ribu saja. Dulu masih antigen, orang mikir-mikir berangkat. Karena sekali antigen sudah 200 ribu, belum lagi tiket," jelasnya.

Agen tiket lainnya seperti Andi Sukiman menjelaskan, selain Banjarmasin, wilayah lain yang juga mengalami lonjokan penumpang kapal laut adalah Kumai dan Lombok. 

Dalam sepekan terakhir, tidak kurang dari 32 orang yang membeli tiket padanya. Jumlah tersebut katanya, mengalami kenaikan dari hari-hari sebelumnya khususnya pada saat covid-19.

Baca Juga: Tahun 2021, Muatan Tol Laut Kapal Pelni Naik 43 Persen

"Kalau pake perbandingan saat corona, ini yang paling tinggi. Tapi kalau dibanding dengan sebelum corona, jauh bedanya," kata Andi Sukiman. Sem

 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU