Punya Deposit Aspal 662 Juta Ton, Jokowi Akan Stop Impor Aspal Dua Tahun Lagi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 11 Okt 2022 12:48 WIB

Punya Deposit Aspal 662 Juta Ton, Jokowi Akan Stop Impor Aspal Dua Tahun Lagi

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Inonesia akan memberhentikan impor aspal dalam waktu dua tahun mendatang. Pasalnya, saat ini Indonesia memiliki deposit aspal sebanyak 662 juta ton di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Namun sayangnya 95% kebutuhan aspal di dalam negeri justru didatangkan dari luar negeri. Hal tersebut lantaran harga aspal impor dinilai lebih murah.

Baca Juga: Jokowi Heran Soal Pilkada Ditanyakan Padanya

"95% aspal kita aspal impor. Padahal punya deposit di Buton 662 juta ton. Ini bener. 2 tahun lagi saya beri waktu stop impor aspal. Harus, di semuanya harus disuplai dari Pulau Buton," tegas Jokowi dalam Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10/2022).

Dihentikannya impor aspal membuka peluang bagi pengusaha. Jokowi bahkan menawarkan pengusaha untuk meraup untung dengan berinvestasi aspal Buton.

"Ini kesempatan bapak ibu semua kalau ingin investasi segera bangun industri aspal di Buton," ujar Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Prihatin, Dokter Spesialis di Indonesia, 59% Lulusan Pilih di Jawa

Jokowi menyampaikan, peluang meraup cuan dari berinvestasi di pasar Buton terbuka lebar mengingat tingginya permintaan aspal di pasar domestik. Sehingga, potensi berinvestasi di aspal Buton cukup menjanjikan.

"Pasarnya jelas ada di dalam negeri dan sebagian bisa di ekspor," ucapnya.

Selain itu, Jokowi menyebut kebutuhan aspal Indonesia 5 juta ton per tahun. Artinya, Indonesia memiliki waktu 120 tahun untuk mengelola aspal Buton.

Baca Juga: Jokowi Akui, Dampak Ekonomi COVID-19 Masih Terasa

Pada kesempatan itu, Jokowi kembali menekankan pentingnya hilirisasi. Setelah menghentikan impor aspal, Pemerintah juga akan menghentikan impor komoditas tambang lainnya seperti timah, bauksit, tembaga. Sebelumnya, Indonesia telah melakukan penghentian impor nikel dalam bentuk rawa material.

"Setelah nikel stop, 2 tahun lagi aspal, stop timah, bauksit, tembaga, karena pajak biaya ekspor, royalti, deviden akan masuk ke dalam negeri, tidak yang menikmati orang luar," pungkasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU