Spesialis: Kiat Optimalkan Sistem Imun Anak Sejak Dalam Kandungan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 27 Okt 2022 19:50 WIB

Spesialis: Kiat Optimalkan Sistem Imun Anak Sejak Dalam Kandungan

i

 Pastikan calon ibu melakukan kontrol kehamilan teratur di bidan atau dokter.

SURABAYAPAGI, Surabaya -  Sistem imun anak bisa dioptimalkan sejak masih dalam kandungan. Salah satunya denga memastikan calon ibu melakukan kontrol kehamilan teratur di bidan atau dokter.

Selama hamil, ibu juga harus mampu menjaga kebersihan diri dan mencegah infeksi. Apabila terjadi infeksi maka obati infeksi secara dini.

Baca Juga: Cegah Stunting, Satgas TMMD ke-120 Kodim 0816/Sidoarjo Gencarkan Generasi Sehat

"(Ibu juga harus) Mendapatkan nutrisi lengkap seimbang, harus menghindari stres, wajib menghindari alkohol dan asap rokok," kata dokter spesialis anak Molly Dumakuri Oktarina.

Kemudian, saat melahirkan, apabila tidak ada kontraindikasi medis maka sebaiknya ibu memilih metode kelahiran normal daripada dengan operasi caesar.

Lebih lanjut, pada bayi, penting untuk mendapatkan nutrisi, terutama air susu ibu (ASI) secara eksklusif hingga enam bulan, kemudian dilanjutkan makanan pendamping ASI dengan gizi lengkap dan seimbang hingga anak berusia dua tahun.

"Selain itu, yang tidak kalah penting dalam perkembangan sistem imun, yakni vaksinasi," kata dr Molly.

Baca Juga: TMMD ke 120 Kodim 0816/Sidoarjo, Rasa Kemanusiaan TNI, Ibu Sutinah Dapat Bantuan Kesehatan di Posko TMMD

Dr Molly mengingatkan, apabila terjadi disregulasi atau gangguan sistem imun, baik yang alami (alergi) maupun yang didapat pada anak (infeksi) maka ini akan memengaruhi perkembangan otak, khususnya kognitif dan perilaku anak.

Berbagai penelitian menunjukkan infeksi yang terjadi pada ibu hamil bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan autisme pada anak atau autism spectrum disorder (ASD).

Merujuk studi, bila infeksi terjadi pada anak di awal kehidupan, khususnya satu tahun pertama, maka ini merupakan faktor risiko terjadinya gangguan kognitif pada anak. Contohnya, infeksi diare.

Baca Juga: BKKK Surabaya Siagakan 75 Nakes dan 6 Ambulans untuk Pantau Kesehatan Jamaah Haji

"Tidak ada ibu yang mengalami infeksi, anak mengalami infeksi, ternyata anak-anak yang memiliki faktor risiko atau gejala alergi di awal masa kehidupannya berisiko mengalami gangguan perkembangan," kata dr Molly.

Penelitian juga menunjukkan anak dengan penyakit alergi berisiko 30-50 persen lebih tinggi memiliki attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Ini merupakan gangguan mental yang menyebabkan anak sulit memusatkan perhatian atau konsentrasi.

"Anak dengan ADHD cenderung memiliki gejala asma, rhinitis alergi, dermatitis atopi, dan konjungtivitas alergi yang semuanya merupakan kelompok penyakit alergi," tutur Molly.hlt/imn

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU