Luhut: Produksi Baterai Mobil Listrik Sendiri Dimulai pada Kuartal II/2024

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 09 Nov 2022 15:10 WIB

Luhut: Produksi Baterai Mobil Listrik Sendiri Dimulai pada Kuartal II/2024

i

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

SURABAYAPAGI.COM, Nusa Dua - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proses produksi baterai mobil listrik dalam negeri akan dimulai pada kuartal II/2024. Hal tersebut sejalan dengan potensi Indonesia sebagai negara dengan rantai pasok baterai kendaraan listrik.

"Sekarang sudah jalan. Saya sudah bilang 2024 pada kuartal dua atau tiga kita akan produksi baterai kita sendiri," kata Luhut dalam acara IDIC International Seminar di Nusa Dua, Bali, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga: Okupansi Pesawat dan Hotel Singapura Naik Gegara Taylor Swift, Luhut Bakal Adakan Konser Tandingan

Luhut menyatakan bahwa produksi baterai mobil listrik atau electric vehicle (EV) itu akan menggandeng sejumlah perusahaan di antaranya Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. [CATL], LG Energy Solution, ataupun industri lain.

Pemerintah memang tengah mendorong pembangunan industri baterai kendaraan listrik yang baru mencuat ke permukaan setahun terakhir. Bentuk paling nyatanya berupa pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) atau PT Industri Baterai Indonesia pada Maret 2021 lalu.

Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), MIND ID (Persero), PT Pertamina (Persero) dan PLN (Persero) menjadi pemegang saham IBC dengan porsi kepemilikan masing-masing 25%.

Di sisi lain, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meyakini bahwa Indonesia berpotensi menjadi rantai pasokan baterai kendaraan listrik secara global.

Baca Juga: Jokowi Tunjuk Menko Marves Luhut Jadi Ketua Pengarah Pengembangan Industri Gim Nasional

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan Indonesia bisa menjadi rantai pasokan baterai kendaraan listrik karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

Nikel merupakan bahan dasar yang dibutukan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik dengan komposisi mencapai 65 persen.

“Indonesia sebenarnya memiliki semua potensi untuk dapat menjadi bagian dari rantai pasokan global EV di masa depan karena sekitar 35 persen komponen, biaya, pembuatan EV jelas berasal dari baterai, dan Indonesia merupakan negara yang memiliki cadangan nikel terbesar,” ujar Pahala.

Baca Juga: Jubir Luhut Bereaksi, Bosnya Dituding Jenderal Mencla-mencle

Namun, untuk menjadi bagian dari pemasok baterai kendaraan listrik membutuhkan upaya yang tidak mudah. Untuk wilayah Asia, Indonesia mesti bersaing dengan China yang sudah lebih dulu memulai perkembangan kendaraan listrik.

Kendati demikian, Indonesia sedang berusaha mengambil peluang untuk menjadi mitra tiga produsen baterai kendaraan listrik di dunia, khususnya Tesla yang telah menorehkan catatan positif dalam beberapa tahun terakhir. nsd

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU