Menhub Ajak Arab Saudi Kerja Sama Tingkatan Penerbangan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 19 Des 2022 10:41 WIB

Menhub Ajak Arab Saudi Kerja Sama Tingkatan Penerbangan

i

Kunjungan Menhub Budi Karya Sumadi ke Arab Saudi. Foto: Kemenhub.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menawarkan peningkatan kerja sama di sektor penerbangan untuk haji, umroh, dan pariwisata yang diharapkan dapat memulihkan kembali industri penerbangan dan perekonomian masyarakat usai  terdampak pandemi.

Hal tersebut disampaikan Budi saat melanjutkan kunjungan kerja ke Jeddah dan Riyadh, Arab Saudi pada Minggu (18/12/2022). Dalam kunjungannya itu, Budi bertemu dengan Menteri Umrah dan Haji Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah, Menteri Transportasi dan Logistik Arab Saudi Saleh Al-Jasser, serta Direktur Jenderal Saudi Airlines Ibrahim-Al Omar.

Baca Juga: Grand Launching Panglima Ekspres Lounge, Tawarkan Kemudahan Umroh dan Haji

Saat bertemu dengan kedua Menteri Arab Saudi, Budi menceritakan terkait penerbangan Umrah melalui Bandara Kertajati, Jawa Barat, yang telah berlangsung secara reguler. Ia juga mengapresiasi dukungan pemerintah Arab Saudi, yang telah membantu memberikan slot penerbangan umrah kepada Indonesia melalui Bandara Kertajati.

“Saat ini Garuda Indonesia dan Lion Air sudah beroperasi. Kedepan kami mendorong Saudi Airlines untuk dapat melayani penerbangan umroh dari dan ke Kertajati. Pada tahun 2023, kami akan jadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi Haji,” kata Budi dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu, pihak Arab Saudi menawarkan Bandara Thaif sebagai poin untuk penerbangan haji dari Indonesia. Hal tersebut ditawarkan dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan kloter penerbangan jamaah haji di Bandara Jeddah dan Madinah, serta dapat mengurangi masa tinggal jamaah Haji di Arab Saudi sehingga dapat menekan biaya haji.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, kerjasama bilateral kedua negara di sektor penerbangan sudah terjalin sejak lama yaitu pada tahun 15 Desember 1988, melalui penandatanganan perjanjian hubungan udara RI – Arab Saudi.

Selanjutnya dilanjutkan dengan penandatanganan MoU yang mengatur hak-hak angkutan udara pada 2017, dimana Indonesia membuka penerbangan penumpang dan kargo di sejumlah bandara di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Denpasar, Solo, Balikpapan, dan Palembang.

Sementara, Arab Saudi membuka penerbangan penumpang dan kargo di sejumlah bandara di Jeddah, Riyadh, Dammam, Madinah, dan Taif.

Baca Juga: Kemenhub: Pemudik Pesawat 2024 Diproyeksi Capai 4,4 Juta Orang, Naik 12%

Sebelum pandemi, maskapai dari Arab Saudi yaitu Saudi Airlines telah melakukan penerbangan dari Arab Saudi ke sejumlah Bandara di Indonesia yaitu Soekarno Hatta, Juanda Surabaya, dan Kualanamu Medan.

Namun sejak pandemic, Arab Saudi hanya melakukan penerbangan ke Bandara Soekarno Hatta. Sementara itu, sejumlah maskapai nasional juga telah melakukan penerbangan ke Arab Saudi melalui maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air.

"Pihak Arab Saudi menyampaikan beberapa keinginan. Mereka menginginkan untuk menambah slot penerbangan ke Bandara Soekarno Hatta. Selain itu, mereka juga ingin melayani penerbangan ke Denpasar, Bali dan Surabaya. Mereka juga menginginkan dibukanya poin ke Yogyakarta," ujarnya.

Atas permintaan tersebut, Budi meminta Dirjen Perhubungan Udara untuk membahas secara detail dan teknis dengan Dirjen Perhubungan Udara Arab Saudi (GACA), menyesuaikan dengan perjanjian bilateral yang berlaku.

Baca Juga: Kemenhub Siapkan 722 Unit Bus, Siap Layani Mudik Gratis Lebaran 2024

 “Kami juga berkeinginan agar Pemerintah Arab Saudi membuka hak angkut kelima untuk Indonesia, agar maskapai Indonesia dapat membuka paket wisata dengan umrah,” tuturnya.

Selain itu, saat bertemu dengan pimpinan Saudi Airlines, Budi juga mengajak maskapai asal Arab Saudi tersebut untuk melayani penerbangan ke 10 destinasi wisata prioritas, seperti Danau Toba, Tanjung Kelayang, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Wakatobi, Mandalika, Labuan Bajo, Morotai, Kepulauan Seribu, dan Tanjung Lesung.

“Maskapai Saudi dapat beroperasi secara langsung melalui perjanjian bilateral layanan angkutan udara yang ada, atau melalui kerja sama dengan maskapai penerbangan Indonesia,” tutupnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU