SURABAYAPAGI.COM, Banyuwangi - Perayaan Tahun Baru Imlek yang dikemas dalam Festival Imlek dan menjadi rangkaian pelaksanaan Banyuwangi Festival (Bifest) 2023, menjadi momentum penting kerukunan umat beragama di Banyuwangi.
Bersamaan dengan acara yang digelar di halaman Klenteng Hoo Tong Bio, Sabtu (4/1) malam, resmi dideklarasikan terbentuk "Kampung Moderasi Beragama" yang diikuti oleh para pemuka agama yang Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budda.
Baca Juga: Kompetisi Memancing, Dongkrak Potensi Perikanan di Banyuwangi
Acara yang dihadiri Bupati Ipuk Fiestiandani dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyuwangi, KH Muhammad Yamin, LC, itu dimeriahkan dengan penampilan sendratari dan musik berjudul: "Putri Pertiwi" yang digarap dengan sangat bagus oleh Romo Pastur Adi.
Sendratari yang dipersembahkan oleh Pemuda Lintas Iman Banyuwangi itu benar-benar menarik perhatian masyarakat. Selain menyiratkan semangat persatuan dan kerukunan, tontonan itu juga menebar keharuan di kalangan penonton yang hadir.
Baca Juga: Keterlibatan Anak Muda Jadi Faktor Penting bagi Pembangunan Daerah
"Aku Putri Indonesia, dari Etnis Tionghoa" ucap salah satu pemain dari etnis Tionghoa, yang membuat penonton terkesima.
Bupati Ipuk Fiestiandani dalam sambutannya mengatakan, momentum Hari Raya Imlek yang mengedepankan kerukunan dan persatuan ini semakin menguatkan tekad untuk bersama-sama membangun Banyuwangi kedepan.
Baca Juga: Pasar Banyuwangi Direvitalisasi, Ratusan Pedagang Direlokasi
"Perayaan Imlek ini merupakan bagian dari merajut harmoni. Kita berharap ini akan terus meningkatkan kerukunan, memahami perbedaan dan tingginya rasa 'tepo seliro' masyarakat," kata Bupati. bud
Editor : Moch Ilham