PHRI Jatim Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Pariwisata

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 27 Feb 2023 11:36 WIB

PHRI Jatim Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Pariwisata

i

Ketua PHRI Jatim Dwi Cahyono. Foto: PHRI Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur berkomitmen untuk mendorong para pelaku pariwisata di Jawa Timur (Jatim) untuk saling berkolaborasi agar sektor ini mampu bangkit kembali pasca pandemi COVID-19.

Ketua PHRI Jatim Dwi Cahyono menuturkan bahwa saat ini pariwisata di Jatim memang sudah mulai menggeliat kembali usai terpuruk akibat pandemi. Namun menurutnya, masih perlu adanya campur tangan berbagai pihak untuk percepatannya.

Baca Juga: JFC 2023 Tingkatkan Okupansi Hotel di Jember Sampai 100 persen

Terlebih lagi, lanjut Dwi, para pelaku bisnis hotel dan restoran tidak bisa bergerak sendirian. Pasalnya, sektor pariwisata sangat berkaitan dengan berbagai bidang lainnya.

"Saat ini merupakan momentum tepat untuk membangkitkan kembali sektor tersebut. Tetapi kami memandang perlunya kolaborasi berbagai pihak. Salah satunya dalam hal promosi ke setiap daerah di Indonesia lainnya," kata Dwi, Sabtu (25/2/2023).

Dwi menilai kolaborasi akan semakin mempercepat perkembangan kemajuan pariwisata sehingga akan berdampak luas bagi masyarakat. Ia menginginkan adanya pergerakan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia ke Jatim.

 “Kami berharap tidak muluk-muluk. Kami ingin ada pergerakan wisatawan nusantara saja dari berbagai daerah di Indonesia ke Jatim. Potensi pariwisata di Jatim masih terbuka luas dan sangat besar. Jika mampu digerakkan dengan baik, tentu akan menggerakkan juga ekonomi masyarakat dan menambah pendapatan daerah. Semoga kolaborasi-kolaborasi bisa melahirkan paket paket wisata di Jawa Timur yang disukai pasar wisatawan,” papar dia.

"Kami berharap tidak muluk-muluk. Kami ingin ada pergerakan wisatawan nusantara saja dari berbagai daerah di Indonesia ke Jatim," ujarnya.

Selain itu, ia juga menerangkan bahwa potensi pariwisata di Jatim masih terbuka luas dan sangat besar.

“Jika mampu digerakkan dengan baik, tentu akan menggerakkan juga ekonomi masyarakat dan menambah pendapatan daerah,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti akan mendorong stakeholder di daerah untuk bersama-sama dalam percepatan kemajuan pariwisata. Pemerintah harus fokus dan pasti hadir dalam hal ini.

Baca Juga: Gelaran JFC 2023, Okupansi Hotel di Jember Mulai Meningkat

“Kami mendukung upaya-upaya para pelaku pariwisata. Kami juga sepakat bahwa sektor pariwisata sangat potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Saya akan dorong stakeholder terkait untuk berkolaborasi,” ujar LaNyalla.

Menurut LaNyalla, sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki banyak ragam adat, tradisi dan budaya termasuk Provinsi Jatim. Ada banyak kearifan lokal yang patut dikembangkan dan dilestarikan sebagai keunggulan Provinsi Jatim.

Maka dari itu, pria asli Bugis itu mendorong agar Jatim mengembangkan wisata budaya sebagai salah satu kekuatan dalam menopang sektor perekonomian.

“Jawa Timur ini sarat dengan budaya. Sesungguhnya, budaya merupakan kekuatan tersendiri bagi Jawa Timur. Kearifan lokal ini banyak memberikan makna yang luas dalam kehidupan bermasyarakat,” tuturnya.

Selain sebagai identitas diri, LaNyalla menilai budaya juga memberikan harmoni terhadap masyarakatnya. Ia menyampaikan bahwa Jatim memiliki kekayaan budaya yang hingga kini masih menjadi tradisi yang dilestarikan masyarakat.

Baca Juga: Okupansi Hotel Berbintang di Jember Masih Rendah

LaNyalla menyatakan setidaknya ada tujuh tradisi adat Jawa yang masih lestari hingga saat ini. Di antaranya adalah Tumpeng Sewu, Sekaten, Kebo-Keboan, Gerebek Maulud, Karapan Sapi, Upacara Kasada dan Larung Sasaji.

"Tradisi itu kemudian menjadi keistimewaan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Oleh karenanya, saya mendorong agar hal ini dikembangkan menjadi destinasi wisata budaya. Tawarkan itu kepada wisatawan dan promosikan terus," usulnya.

Menurut La Nyalla, kekayaan budaya yang masih melekat dan populer di hati masyarakatnya tidak hanya memiliki arti sosial yang mendalam, namun juga mampu memberikan dampak lainnya jika dilestarikan sebagai objek dalam kepariwisataan.

"Budaya itu selama ini menjadi daya tarik paling utama, setelah itu baru alam, setelah itu baru wisata buatan," tutupnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU