Cuaca Ekstrem, Harga Cabai Rawit di Jawa Timur Naik Drastis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 08 Mar 2023 10:07 WIB

Cuaca Ekstrem, Harga Cabai Rawit di Jawa Timur Naik Drastis

i

Foto ilustrasi.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Harga cabai terutama jenis rawit di Jawa Timur melonjak dua kali lipat dua pekan menjelang Ramadan. Bahkan, harganya bisa menembus Rp80 ribu per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp40 ribu per kg.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) wilayah Jatim Nanang Triatmoko, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga: Mayoritas Bakul Sayur di Surabaya, Siasati Trik Tingginya Harga Cabai

"Harga cabai naik 100 persen dari harga normal," kata Nanang.

Saat ini harga cabai rawit di tingkat petani sudah mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Angka tersebut jauh di atas harga acuan yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yakni Rp 25.000 hingga Rp 31.500 per kilogram.

Berdasarkan data sisbapokting Jatim, harga cabai rata-rata di Jatim mencapai Rp69.774 per kg. Harga tertinggi terjadi di kabupaten Sumenep tembus Rp82.500 per kg, lalu Rp80 ribu per kg di Kabupaten Ngawi, dan Rp78 ribu per kg di Kabupaten Magetan.

"Harga acuan cabai di tingkat produsen (petani) berkisar Rp25.000-Rp31.500 per kg. Sementara di tingkat konsumen Rp40.000-Rp57.000 per kg," ujarnya.

Menurut Nanang, penyebab tingginya harga cabe di Jawa Timur disebabkan oleh cuaca ekstrem yang terjadi selama sebulan ini. Akibatnya, produksi cabai di petani turun drastis.

Baca Juga: Harga 'Pedas' Cabai Masih Membara, Kepala Dinas Pertanian Jatim Ungkap Produksi Turun Jadi Penyebab

"Padahal biasanya dalam satu hektar bisa menghasilkan hingga 10 ton cabai, sekarang hanya 5 ton. Cabai yang bisa dipanen berkurang jauh di musim hujan ini," ujarnya.

Ia menilai, cuaca dalam sebulan terakhir ini sangat berdampak terhadap tanaman cabai. Di mana hujan yang terus mengguyur, lalu dijeda panas menyengat membuat cabai busuk.

Kondisi inilah yang membuat petani akhirnya menaikkan harga. Menurutnya, kenaikan harga cabai ini bakal diperparah dengan rantai pasok ke konsumsen yang cukup panjang.

"Ada lima rantai pasok sebelum cabai ada di dapur ibu-ibu. Dari petani, dibeli pengepul. Lalu dikirim oleh pengirim ke pasar pasar induk, sebelum didistribusikan ke pasar-pasar daerah. Belum lagi dibawa oleh tukang mlijo. Harganya sudah pasti akan naik tinggi," tuturnya.

Baca Juga: Harga Cabai Masih Pedas di Awal Tahun 2024, Zulhas: Tidak Perlu Khawatir

Selain itu, lanjut Nanang, penyebab lainnya yang menyebabkan tidak stabilnya harga cabai di Jawa Timur yakni wilayah Jawa Timur belum memasuki masa panen.

Kendati demikian, Kepala Bidang Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jatim Irita Rahayu optimistis harga cabai segera turun. Terutama setelah panen raya di dataran tinggi.

”Seperti Kediri dan Blitar. Akan mencukupi kebutuhan pasar,” ujar Irita Rahayu. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU