Sandiaga, Tersenyum Bakal Disandingkan Anies

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 09 Apr 2023 19:29 WIB

Sandiaga, Tersenyum Bakal Disandingkan Anies

Prabowo Subianto, Tersenyum Ceria Dicapreskan Koalisi Kebangsaan atas Komando Presiden Jokowi (sub)

 

Baca Juga: Hakim MK Nilai Sejak Pilpres KPU tak Serius

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Perkembangan politik pencapresan pada Pilpres 2024, pasca wacana Koalisi Kebangsaan, muncul kejutan dari sayap Koalisi Perubahan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI) Sandiaga Salahuddin Uno, yang selama ini sibuk pendekatan ke PPP, Sabtu (8/4/2023) malam menghadiri acara PKS di Yayasan Karawang Bekasi Madani (YKBM), Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.  Sandiaga, disambut langsung Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Dalam pertemuan malam itu, Sandiaga menjawab peluang dirinya berduet lagi dengan Anies Baswedan di 2024. Lho?. Sandiaga masih kader Partai Gerindra. Dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto, dicapreskan Koalisi Kebangsaan.

Kedatangan Sandiaga disambut puluhan kader dan pengurus DPW PKS Kabupaten Karawang. Mereka bertepuk tangan sembari menyanyikan lagu PKS.

Lagu yang mirip dengan mars Anies-Sandi ketika masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 dinyanyikan disertai teriakan 'Anies-Sandi'. Sandiaga  tersenyum. Sandiaga mengungkap alasannya menghadiri kegiatan PKS tersebut.

"Saya menangkap aspirasi dan di bulan suci Ramadan ini kita menampung juga saran-saran dari para ulama, kiyai dan Pak Presiden (Ahmad Syaikhu) telah menyampaikan harapan-harapannya," ucap Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/4/2023) malam.

 

Sandiaga Tersenyum

"Saya sangat mengapresiasi PKS yang selalu ada di garda terdepan dan mendukung kami dalam berinteraksi dengan masyarakat, serta menghasilkan program-program yang kongkrit yang sampai dirasakan langsung dan menjadi solusi untuk masyarakat," sambungnya.

Terkait isu dirinya akan kembali dipasangkan dengan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024, Sandiaga tersenyum. Dia mengaku menyerahkan seluruh keputusan kepada pimpinan partai politik.

"Saya meyakini pimpinan partai politik seperti Ustadz Syaikhu akan mengusulkan yang terbaik untuk NKRI dan saya percaya proses ini masih berjalan selama enam bulan ke depan," katanya.

Sandiaga mengaku dirinya selalu mendengar masukan para ulama. Menurutnya, semua langkah politiknya harus dengan restu pimpinan partai yakni Prabowo Subianto selaku Ketum Gerindra dan pimpinan di pemerintahan yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya selalu mendengar masukan para ulama, ustadz, salat istikharah dan semua harus dengan restu pimpin, saya harus memastikan Pak Prabowo Subianto legowo dan pimpinan di pemerintahan memberikan restu. Itu yang penting," ujarnya.

"Jadi kita fokus secara teduh dan sejuk memberikan kontestasi yang merajut kerukunan masyarakat kita, agar tidak terpecah belah. Jadi kita ingin fokus kemajuan bangsa kita," imbuhnya.

"Saya sangat mengapresiasi PKS yang selalu ada di garda terdepan dan mendukung kami dalam berinteraksi dengan masyarakat, serta menghasilkan program-program yang kongkrit yang sampai dirasakan langsung dan menjadi solusi untuk masyarakat," sambungnya.

 

Jokowi Ajak Zulkifli Hasan

Tiga hari sebelumnya, Presiden Jokowi blusukan ke Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat. Kepala negara didampingi oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. "Ini kan mendekati Lebaran, saya dan Pak Menteri Perdagangan ingin mengecek, yang pertama stoknya, kemudian yang kedua harganya," kata Jokowi di Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu, (5/4/2023).

Kehadiran Jokowi yang didampingi Zulkifli Hasan alias Zulhas itu seperti memenuhi janji Presiden yang akan mengajak Ketua Umum PAN itu blusukan.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta Presiden Joko Widodo untuk mengajaknya keliling saat kunjungan kerja mirip dengan yang dilakukan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurut dia, endorsement dari Jokowi itu mampu meningkatkan elektabilitas seseorang.

“Jadi tidak heran kalau Pak Prabowo panen padi sama Pak Jokowi, survei naik Pak,” kata Zulhas saat pidato sambutan di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Ahad, 2 April 2023.

Kantor DPP PAN menjadi tuan rumah acara silaturahmi antara Jokowi dengan ketua umum partai politik pendukung pemerintah.

 

Endorsement Jokowi kepada Prabowo

Kenaikan elektabilitas Prabowo yang disebut Zulhas terekam dalam survei Indikator Politik Indonesia pada Maret 2023. Dalam survei tersebut, elektabilitas Prabowo meroket dan mampu menyalip mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut Indikator, kenaikan ini disebabkan oleh endorsement Jokowi kepada Prabowo. Jokowi memang kerap mengajak Prabowo dalam kunjungan kerja, salah satunya saat panen raya di Kebumen, Jawa Tengah.

Baca Juga: Ganjar tak Hadir, Sinyal Kuat PDIP Oposisi

Zulhas menjelaskan bahwa Jokowi itu ibarat pengusaha yang tangannya sedang wangi. Sebab, kata dia, menurut survei terbaru tingkat kesukaan masyarakat terhadap Jokowi mencapai 74 persen. “Tingkat disukainya luar biasa, jadi kalau kita ikut orang yang wangi, kan kebagian juga wanginya,” kata Zulhas.

"Yang sering minta diajak itu Pak Prabowo, Pak Zulkifli diam-diam saja, baru saja kita tahu, Pak Zulkifli minta diajak," tutur Jokowi.

 

Koalisi atas Komando Jokowi

Bersamaan Sandiaga hadiri acara PKS, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (8/4). Prabowo yang mengenakan safari khas Bung Karno, tampak tersenyum ceria diajak membahas soal koalisi kebangsaan yang mengusung dirinya sebagai capres.

Zulhas menyebut, koalisi kebangsaan atas komando Presiden Jokowi.

Jokowi mengatakan bahwa pilpres merupakan urusan partai atau gabungan partai.

“Jadi, yang namanya pilpres itu urusannya partai atau gabungan partai, jangan presiden itu diikutkan. Tapi sering ketua partai ini dikit-dikit (bilang) sudah direstui presiden,” ujar Jokowi saat sambutan dalam acara “Silaturahmi Ramadhan bersama Presiden RI” yang digelar di Kantor DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).

 

Perkuat Komitmen Kebangsaan

Zulhas menjelaskan pertemuan ini untuk , menyambut potensi Indonesia menjadi negara maju, apalagi ini sudah tahun politik jelang Pemilu 2024.

"Negara besar tidak mungkin diurus satu-dua (pihak), tapi harus besar juga yang urus. Dan kadang-kadang saya sebut 'koalisi kebangsaan' itu karena perlu kebersamaan kita untuk memajukan negeri ini," tutur Zulkifli.

Dia menilai Gerindra yang dipimpin Prabowo merupakan partai yang berpengalaman panjang dalam politik. Dia berharap silaturahmi seperti ini dapat terus terjalin dan berlanjut.

"Dan saya datang ini juga sudah bicara sama Pak Airlangga, sama KIB. Mereka semangati dan silaturahmi ini ketemuan antarpimpinan parpol, tentu penting. Yang sama bisa jadi mengerti dan yang mengerti bisa jadi sama," kata dia.

Baca Juga: Tudingan Politisasi Bansos tak Terbukti, Jokowi Senang

 

Koalisi Arahan Presiden Jokowi

Menyusul penilaian Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno. Adi menyebut koalisi kebangsaan adalah koalisi arahan Presiden Jokowi.

"Pastinya. Tentu untuk mematangkan rencana koalisi besar kebangsaan. Lebih tepatnya koalisi ini bisa disebut Koalisi siap laksanakan komando Jokowi. Pesan politiknya cukup kental, mudah dipahami bahwa koalisi kebangsaan adalah koalisi arahan Jokowi," kata Adi kepada wartawan, Sabtu (8/4/2023).

Adi mengatakan sebagai sebuah penjajakan, tentunya pertemuan antarelite partai harus sering dilakukan. Sebab untuk membentuk koalisi besar, pertemuan petinggi partai tak bisa sekali jadi mesti semua adalah all president's party alias partai-partai pendukung Jokowi.

"Karena mempertemukan elite KIB dan KIR bukan perkara mudah. Termasuk juga nanti ketika berkomunikasi dengan PDIP. Pastinya membutuhkan dialog, diskusi, dan kesamaan pandangan untuk berjalan bersama sebagai poros besar kebangsaan," ucapnya.

Dia melihat bahwa partai-partai di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) telah setuju dan siap melebur dalam koalisi besar. KIB dan KKIR disebut sudah saling cocok. "Sangat terlihat iman politik KIB dan KIR sudah saling mantab," imbuhnya.

 

Komentari Ucapan Jokowi

Sementara Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi mengatakan, ucapan Presiden RI Jokowi perihal posisinya yang tidak perlu disangkutpautkan dalam pencalonan presiden dan koalisi untuk Pemilu 2024 hanyalah omong kosong.

Sebab, menurutnya, Jokowi pasti akan berperan aktif dalam mekanisme pengambilan keputusan partai politik baik diminta atau tidak.

"Menurut saya, omong kosong jika Jokowi menafikan peran parpol dalam pencapresan. Jokowi diminta atau tidak, tentu akan berperan aktif dalam proses-proses politik. Diminta atau tidak, di dalam mekanisme pengambilan putusan strategis partai," ujar Ari saat dikonfirmasi pada Senin, (3/4/2023).

Ari mengatakan, bergabungnya partai Nasdem ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan keluar dari koalisi pemerintah, membuat Jokowi harus "membina" partai lain untuk mematangkan konsolidasi agar tidak salah langkah saat pencapresan nanti. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU