Jangan Panik! Panas di Surabaya Tak Begitu Menyengat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 26 Apr 2023 21:29 WIB

Jangan Panik! Panas di Surabaya Tak Begitu Menyengat

Beda dengan Hawa Panas di India dan Thailand, yang Capai 43 Derajat Celsius, di Surabaya Suhu Maksimum Sekitar 33-35 Derajat Celcius

 

Baca Juga: BMKG: Suhu Maksimal Surabaya 38 Derajat Celsius

Perbanyak Konsumsi Air Putih dan Buah Serta Gunakan Pelindung Topi, Payung, Hingga Tabir Surya

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Lebaran pertama di Surabaya bisa bersilahturahmi bareng keluarga, pasca covid 19, disongsong hawa panas 35 derajat celsius. Beberapa warga Gubeng ada yang sambat dengan hawa panas kota Surabaya dan sekitarnya. Ada yang sampai batalkan unjung-unjung diganti video call. Bahkan, hawa panas juga berimbas di tempat wisata di Surabaya, yakni Kebun Binatang Surabaya dan Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran Surabaya.

Kebun Binatang Surabaya (KBS) hingga Rabu kemarin, rata-rata sudah mencapai 3.340 jumlah pengunjung. Menurut Humas KBS, Agus Supangkat mengatakan pada hari pertama libur lebaran usai salat Id, jumlah pengunjung tak begitu padat seperti tahun-tahun sebelum Covid-19. Bila dibanding tren pengunjung KBS selama dua hari Lebaran tahun 2022 lalu, tercatat sebanyak 13.297 kunjungan.

Agus Supangkat mengatakan padahal tahun 2022, Kota Surabaya masih berstatus PPKM Level 1 dan KBS menerapkan protokol kesehatan dengan melakukan pembatasan kuota kunjungan hanya 10.000 pengunjung per hari. "Mungkin ini karena pengaruh hawa panas," kata seorang petugas KBS, Rabu (26/4/2023).

Beda dengan Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran Surabaya masih tetap jadi tempat favorit bagi warga Surabaya. Koordinator Pengamanan UPTD THP Kenjeran, Umar Faruq mengatakan, tahun ini ada kenaikan pengunjung Pantai Kenjeran. Ada Lonjak tajam.

"Saat Lebaran, Sabtu, 22 April 2023 pengunjung THP mencapai 1.103, lalu untuk hari Minggu, 23 April 2023 pengunjung THP ada sekitar 3.459, kalau untuk hSenin, 24 April 2023 sampai pukul 11.00 sudah ada 1.500 pengunjung yang masuk. Biasanya kalaupun weekend pengunjung hanya sampai angka 1.000 ini sudah mentok. Jadi naiknya banyak memang kalau lebaran," kata Faruq ditemui, Senin, (24/4/2023).

 

Suhu Maksimum 35 Derajat Celsius

Panas dan teriknya kota Surabaya, dibenarkan prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Made Kembar, saat dikonfirmasi Surabaya Pagi, Rabu (26/4/2023).

"Beberapa hari ini, cuaca di Kota Surabaya terasa sangat panas dan terik ini karena di masa musim peralihan menuju kemarau," kata Made Kembar.

Hanya saja, lanjut Made, hawa panas di Surabaya dan Jatim ini masih tergolong normal, belum sampai disebut gelombang panas seperti di beberapa negara Asia lainnya seperti India dan Jepang. "Suhu panas ini masih tergolong normal. Belum mendekati cuaca panas ekstrim. Suhu maksimum di siang hari sendiri sekitar 33-35 derajat celsius," lanjut Made Kembar.

Selain itu, Made menjelaskan, tidak adanya awan yang menghalangi sinar matahari langsung juga menjadi penyebab suhu di Surabaya terasa panas.

Untuk itu, BMKG menyarankan kepada warga kota Surabaya, agar tidak terlalu terdampak cuaca panas saat ini, yakni kurangi aktivitas luar ruangan, serta lindungi diri dengan jaket atau sunscreen bila aktivitas luar ruangan tidak bisa dihindari.

"Juga perbanyak minum air agar tidak mengalami dehidrasi dengan kondisi saat ini," lanjut Made.

 

Bali Juga Lebih Panas

Beda di Bali, Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya memberi penjelasanl suhu di Bali yang belakangan ini terasa lebih panas dibandingkan biasanya.

Menurutnya, ini bukan indikasi gelombang panas mematikan yang saat ini terjadi di Asia Selatan. Rata-rata suhu udara maksimum berdasarkan empat pengamatan stasiun di Bali pada bulan April 2023 berkisar antara 30,5 hingga 32,7 derajat celcius.

Suhu udara di Bali berdasarkan data pengamatan terakhir masih normal dengan suhu minimum 23 derajat dan maksimum 34 derajat celcius. Sementara, suhu panas yang terjadi di wilayah Bali disebabkan karena wilayah Bali sudah memasuki musim kemarau.

"Cuaca panas dan gerah saat ini dipengaruhi oleh masa udara yang bergerak dari Benua Australia menuju Benua Asia yang melewati Indonesia. Kondisi masa udara yang berasal dari Benua Australia cenderung kering. Saat melewati Indonesia khususnya Bali, cenderung menghasilkan kondisi yang lebih panas dari biasanya," imbuhnya.

Jika langit cerah dan tidak berawan, maka akan terjadi suhu tinggi atau panas. Hal ini menyebabkan radiasi matahari tidak terhalang dan bisa masuk ke permukaan bumi.

BMKG mengimbau masyarakat untuk menggunakan pelindung agar tidak terpapar langsung sinar matahari seperti tabir surya, topi, payung, jaket saat melakukan aktivitas di luar ruangan. 

Baca Juga: Gelombang Panas Melanda Arizona 51 Kematian Terjadi di dalam Ruangan

 

13 Warga India Meninggal

Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos melaporkan peningkatan suhu panas lebih dari 40 derajat Celsius selama beberapa hari belakangan. Beberapa negara itu bahkan mencatat rekor baru suhu maksimum di wilayah masing-masing.

Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI, otoritas di China mencatat lebih dari 100 stasiun cuaca di China mencatat suhu tinggi sepanjang sejarah pengamatan pada April ini."Jangan Panik!" Saran pemerintah Bangladesh pada rakyatnya, Rabu (26/4).

Pada Selasa (18/4/2023), Negeri Tirai Bambu melaporkan suhu 42,4 derajat celsius di Yuanyang atau hanya selisih 0,3 derajat dari rekor suhu panas seluruh negara selama sebulan terakhir, seperti dikutip CNN.

Di Jepang, "panas yang luar biasa" juga dilaporkan teramati dalam beberapa hari terakhir. Pakar klimatologi dan sejarah Maximiliano Herrera mencatat Jepang dihantam panas sebesar 30 derajat Celsius pekan lalu.

"Panas menyebar ke Jepang dan Korea Selatan dengan 30 derajat Celsius," tulis Herrera dalam cuitannya.

Kumarkhali, kota di distrik Kushtia, Bangladesh, juga menjadi daerah terpanas dengan suhu maksimum harian tercatat sebesar 51,2 derajat Celsius pada 17 April 2023.

Myanmar turut mencetak rekor suhu pada Senin (17/4), yakni 44 derajat Celsius di daerah Kalewa, Sagaing Tengah.

Departemen Meteorologi India turut mengabarkan 48 stasiun cuacanya mencatat suhu lebih dari 42 derajat Celsius pada Selasa (18/4), dengan yang tertinggi yaitu 44,2 derajat Celsius di negara bagian timur Odisha.

Bahkan, 13 orang di negara bagian Maharashtra barat, India, meninggal dunia akibat sengatan panas kala menghadiri upacara penghargaan negara pada Minggu (16/4).

Departemen Meteorologi Thailand juga melaporkan bahwa Negeri Gajah Putih itu diterpa suhu panas mencapai 43 derajat Celsius sejak Sabtu (22/4).

 

Baca Juga: Dokter: Tips Ampuh Cegah Radang Tenggorokan

Tidak Sampai Menyengat

BMKG Pastikan seluruh kota di Indonesia, tak Kena Gelombang Panas seperti India-Thailand.

Sampai Rabu (26/4/2023) suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2 derajat celsius di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat.

Meski begitu, secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34-36 derajat celsius hingga saat ini. Tidak sampai menyengat seperti yang dialami warga Thailand dan Asia Selatan.

Kendati cukup tinggi, namun ia meyakinkan suhu di Indonesia tak akan mencapai gelombang panas seperti yang terjadi di Bangladesh yang mencapai hingga 51,2 derajat, India atau Thailand 44,6 derajat.

"Jadi (Indonesia) masih jauh lebih rendah daripada di India dan Bangladesh, Thailand," jelas Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan.

BMKG menjelaskan suhu panas pada April di wilayah Asia ini secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari. Namun, lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina, dan Asia Timur pada 2023 ini termasuk "yang paling signifikan lonjakannya."

Lebih lanjut, ia menjelaskan mengenai kondisi suhu udara panas yang dibahas oleh berbagai media. Suhu panas itu juga dikaitkan dengan fluktuasi radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari.

BMKG menjelaskan, besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai indeks UV. Indeks ini dibagi menjadi beberapa kategori: 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very high), dan 11 ke atas (Extreme).

Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori “Low” di pagi hari, mencapai puncaknya di kategori “High”, “Very high”, hingga “Extreme” ketika intensitas radiasi matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12:00 s.d. 15:00 waktu setempat. "Dan bergerak turun kembali ke kategori “Low” di sore hari. Pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi suatu tempat, posisi matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan," ungkapnya.

Dia menegaskan, tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah.

Untuk itu, para pakar iklim menyimpulkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat ini berkontribusi menjadikan gelombang panas semakin berpeluang terjadi lebih sering. BMKG pun memberikan pesan, masyarakat jangan Panik dengan hawa panas saat ini! na/dsy/cnn/erc/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU