Home / Politik : Pengamat Politik Khoirul Umam

Defacto, KIB Sudah Bubar!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 28 Apr 2023 20:02 WIB

Defacto, KIB Sudah Bubar!

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - PPP mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden atau capres di 2024. Peta politik posisi Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB bentukan Golkar, PAN dan PPP, dinilai tengah kritis. Ini usai PPP mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden atau capres di 2024.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs A. Khoirul Umam menyoroti nasib KIB terkini usai PPP mengambil keputusan sepihak mengusung Ganjar di 2024. Dia meragukan KIB saat ini masih solid.

Baca Juga: Politisi Jalin Politik Silaturahmi

"Statement elite Partai Golkar, PAN dan PPP yang mengklaim Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih solid Kamis (27/4), sebenarnya merupakan ekspresi panik akibat semakin terbukanya akar faksionalisme di internal KIB," kata Umam kepada wartawan, Jumat (28/4/2023).

Umam menilai, sebagai sebuah koalisi, Golkar, PAN dan PPP seharusnya memiliki mekanisme baku dalam penentuan capres secara bersama-sama. Dia menyebut sangat tidak lazim jika ada salah satu dari ketiga partai itu yang menentukan capresnya sendiri.

 

Tanda Bubarnya Koalisi

"Sangat tidak lazim jika ada partai anggota koalisi, mengatasnamakan kedaulatan partainya, lalu menentukan tokoh capresnya masing-masing dan secara terpisah-pisah. Secara teoretik, koalisi menghendaki adanya kerja sama berbasis kesepahaman, negosiasi dan kompromi, untuk mendapatkan kesepakatan-kesepakatan kolektif," ucapnya.

"Jadi, jika ada partai-partai anggota koalisi yang bebas bergerak sendiri-sendiri, maka sejatinya itu menjadi pertanda koalisi gagal atau bubarnya sebuah koalisi," lanjut Umam.

 

Baca Juga: Jokowi vs Mega, Prabowo vs Mega = Kekuasaan

Defacto KIB Bubar

Umam menilai KIB saat ini berada pada kondisi kritis. Bahkan mungkin, kata dia, secara de facto, KIB sudah bubar.

"Dengan kata lain, pasca manuver PPP yang secara terpisah mendukung pencapresan Ganjar Pranowo, maka KIB sejatinya kini tengah berada dalam masa-masa kritis. Secara de facto, KIB sudah bubar. Namun secara de jure, merujuk pada poin-poin kesepakatan koalisi yang ditandatangani tiga pimpinan partai, maka KIB secara resmi akan dinyatakan bubar jika PAN dan Golkar memiliki pilihan capres yang berbeda dari PPP," ujarnya.

Umam lantas membahas kedekatan partai-partai di dalam KIB dengan capres-capres yang sejauh ini sudah hampir pasti maju. Dia menilai Golkar cenderung lebih condong ke Prabowo Subianto. Sementara, menurutnya PDIP tidak mungkin bersama dengan Golkar.

Baca Juga: Ganjar tak Hadir, Sinyal Kuat PDIP Oposisi

"PDIP sendiri tampaknya menyimpan resistensi terhadap Golkar jika hendak masuk ke dalam koalisinya mengusung Ganjar. PDIP menilai langkah Golkar yang sejak awal mensponsori KIB untuk mengusung Ganjar, sebagai 'cara yang tidak etis' secara politik, karena mendahului partai asal tokoh tersebut," kata Umam.

"Selain itu, statement sejumlah politisi Golkar yang menyerang PDIP agar tidak mendominasi dan mendikte dalam penentuan Capres ketika kedua partai berada di koalisi yang sama, merupakan sinyal kuat renggangnya hubungan PDIP dengan Golkar saat ini," imbuh dia.

Dia pun menarik pelajaran dari kondisi KIB saat ini. Umam menekankan koalisi akan terjebak ketidakpastian jika tidak didasari dengan platform yang jelas dan ketiadaan basis capres.

"Belajar dari perjalanan KIB ini, maka koalisi yang tidak dibangun di atas platform kerja sama yang jelas dan ketiadaan basis ketokohan capres yang jelas, akan menjebak koalisi dalam ketidakpastian, yang bisa berakhir pada gagalnya koalisi itu sendiri," tutur Umum. n erc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU