Ekonomi China Melemah Dibandingkan Bulan Sebelumnya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 01 Okt 2023 11:31 WIB

Ekonomi China Melemah Dibandingkan Bulan Sebelumnya

i

Bendera China di acara Kongres Nasional China ke-20 Partai Komunis China, (Foto: REUTERS/Thomas Peter).

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Penjualan ritel, harga, serta produksi manufaktur dan pertumbuhan pinjaman di China lebih lemah dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menjadi tanda-tanda melemahnya ekonomi China.

Baca Juga: Pendapatan Fiskal China Naik 20 Persen di Periode 7 Bulan

Dilansir melalui data dari China Beige Book, administrator survei tersebut menyatakan bahwa belanja ritel mulai melambat di bulan September. Adapun setelah barang-barang mewah, makanan mengalami kemunduran terbesar.

Adapun peningkatan terjadi pada sektor pariwisata khususnya sektor perjalanan menjelang festival bulan. Namun, pada perusahaan perhotelan dan jaringan restoran terjadi penurunan yang tajam.

China Beige Book menambahkan bahwa hasil survei bulan September didasarkan pada survei terhadap 1.330 perusahaan, yang terdiri dari perusahaan swasta dan milik negara dalam jumlah yang sama. Namun rata-rata ini adalah perusahaan besar, bukan usaha kecil.

Baca Juga: Pasar Cina Dorong Kepercayaan Perusahaan Multinasional Eropa

Dari segi pinjaman korporasi, terdapat penurunan ke "tingkat yang sangat rendah" karena penolakan pinjaman dan kenaikan suku bunga pinjaman rata-rata. Hal ini terjadi meski ada beberapa langkah dari Bank Rakyat China untuk menurunkan biaya pinjaman.

"Pemberi pinjaman China lebih waspada terhadap eksposur risiko di tengah kekhawatiran penularan yang lebih luas dari masalah hutang yang mengganggu pengembang real estat China yang berasal dari tindakan keras yang lebih luas." dikutip melalui China Beige Book, (1/10/2023).

Untuk perdagangan, pertumbuhan pesanan ekspor di kalangan responden survei menurun ke titik terlemahnya sejak bulan Maret. Hal ini menunjukkan tekanan eksternal terhadap China akibat melambatnya permintaan global yang menambah kesulitan negara tersebut dalam menghadapi lesunya permintaan domestik.

Baca Juga: Ekspor China Meningkat 24,5 Persen

Kemunduran ini akan mengobarkan kekhawatiran akan melemahnya pertumbuhan pada kuartal ketiga, sehingga meningkatkan risiko kegagalan negara dalam mencapai target pertumbuhan sebesar 5% yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Para ekonom saat ini masih memperkirakan data September akan tetap relatif lemah, dengan sebagian besar data menunjukkan adanya stabilisasi lebih lanjut dalam perlambatan tersebut. ac

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU