Sri Mulyani Mengatakan Tekanan Ekonomi Global Dipicu oleh AS dan China

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 01 Okt 2023 16:12 WIB

Sri Mulyani Mengatakan Tekanan Ekonomi Global Dipicu oleh AS dan China

i

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani berpendapat bahwa tekanan ekonomi global masih dipicu ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat dan China.

Baca Juga: Dua Diplomat AS Diusir Pemerintah Rusia, Diduga Terlibat Aktivitas Ilegal

"Kita melihat dua ekonomi terbesar, Amerika dan RRT dua-duanya memiliki karakter ketidakpastian yang harus diwaspadai dan pasti menimbulkan spill over atau rambatan ke seluruh dunia," kata Sri Mulyani pada rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, dikutip Minggu (1/10/2023).

Selain pada kedua negara tersebut yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar dunia. Sri Mulyani juga mengatakan, harga-harga komoditas juga masih berpotensi naik akibat tingginya tensi geopolitik di berbagai belahan dunia. Mengakibatkan gangguan pada rantai pasokan barang sehingga mengganggu stabilitas harga.

Baca Juga: Lagi, Polisi Berpangkat Bripda Ditembak Seniornya di Dalam Rusun Polri Bogor

"Geopolitik dan disrupsi dari rantai pasok yang mempengaruhi harga komoditas, yang paling kita bisa lihat adalah harga minyak yang tadi kami sampaikan telah bergerak sekarang di atas US$ 95 per barel," jelas Sri Mulyani.

"Ini juga sangat dipengaruhi oleh geopolitik maupun climate change, seperti harga batu bara dan harga CPO. Ini semuanya menimbulkan tantangan di dalam pengelolaan APBN," ucapnya.

Baca Juga: AKBP 56 Tahun Tewas, Tabrakan Diri ke Kereta Api, Tak Jelas Motifnya

Sebagai informasi, perekonomian AS dihantui oleh inflasi yang tinggi. Pada bulan Agustus 2023, Amerika Serikat mengumumkan bahwa inflasi tahunan akan tetap sebesar 3,7%, naik dari 3,2% pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 hanya sebesar 2,1%, lebih rendah dibandingkan ekspektasi pelaku pasar sebesar 2,4%. 

Adapun, akibat bangkrutnya beberapa perusahaan real estate besar seperti Country Garden dan Evergrande, banyak pihak memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan semakin melambat di sektor real estate yang merupakan salah satu penopang perekonomian. Dana Moneter Internasional (IMF) pun telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi China hanya akan di kisaran 5,2% pada 2023 dan menjadi 4,5% pada 2024. Ac

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU