Komunikasi Politik Meja Makan ala Jokowi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 03 Nov 2023 20:15 WIB

Komunikasi Politik Meja Makan ala Jokowi

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Usai acara makan siang dengan Presiden Jokowi, beberapa hari lalu, ketiga bacapres memberikan pernyataan kepada awak media, yang berbeda-beda.

"Tadi beliau (Jokowi) sampaikan bahwa beliau memang mengumpulkan pejabat, gubernur, bupati, dan bahkan akan ngumpulkan TNI, polisi, dan semua aparat untuk netral," kata bakal capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan.

Baca Juga: Sandra Dewi, Perjanjian Pisah Harta, Sebuah Strategi

Menurut Anies , ada pesan penting dari Presiden agar Pemilu 2024 berjalan dengan damai dan lancar.

Anies berujar sempat menyampaikan pesan agar Presiden bisa menjaga netralitasnya dalam proses Pemilu. Dia mengklaim pesan tersebut dititipkan kepada dirinya oleh orang-orang yang menyayangi Presiden Jokowi.

Sementara bakal capres dari Koalisi PDIP Ganjar Pranowo mengatakan Jokowi mencoba untuk dapat berkomunikasi secara baik dengan para bakal capres.

"Tadi kita bertiga bareng ngobrol dengan Pak Presiden, kita tahu persis Pak Presiden mencoba untuk kita selalu bisa berkomunikasi dengan baik," ungkap Ganjar.

Jokowi, menurut Ganjar, akan mendukung sistem demokrasi yang baik. Dia pun berharap hal tersebut bisa dilaksanakan, baik oleh Jokowi maupun para bakal capres yang akan berkontestasi dalam Pilpres 2024.

Lalu, bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto mengatakan makan siang dengan Jokowi berjalan dengan suasana yang akrab.

Prabowo mengatakan kesempatan berkumpul tersebut merupakan sesuatu yang jarang bisa terlaksana.

"Bagus ya dan suasana yang akrab, kalau enggak diundang kita jarang bisa kumpul ya," kata dia.

Prabowo berujar Jokowi berharap suasana baik itu bisa terus berlanjut. Dia menyatakan hal tersebut juga merupakan harapan dirinya dan para bakal capres.

"Jadi beliau (Jokowi) juga berharap suasana bagus, kita (para bakal capres) juga berharap suasana baik," ucap Prabowo.

Sebelumnya, Jokowi pernah menyampaikan akan mendukung seluruh kandidat pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024. Hal ini dikatakan Jokowi dalam sambutan peringatan Hari Santri Nasional di Surabaya, Jawa Timur.

"Saya dukung semuanya untuk Indonesia lebih baik," kata Jokowi setelah menjadi inspektur apel Hari Santri 2023 di Tugu Pahlawan Surabaya, Ahad, (22/10/ 2023).

Dan alasan dirinya melakukan makan siang bersama tiga calon presiden (Capres) di Istana, Senin (30/10/2023), karena ia ingin memberikan pesan untuk menjaga pemilu 2024 ini supaya berjalan dengan damai.

Baca Juga: Budi Said, Dituding Mafia Tanah, Apa Iya??

"Ya saya mengajak untuk menjaga bersama-sama agar pemilu berjalan dengan damai, tidak ada saling memfitnah, tidak ada kampanye negatif, tidak ada saling menjelekkan, tidak ada saling merendahkan, tetapi adu program, adu gagasan saya kira itu, rakyat menginginkan itu," kata Jokowi di Bali, Selasa (31/10/2023).

Nah, meski ke empat tokoh ini makan di meja bundar dan di ruang tertutup, saya nilai hanya Anies yang berani mengingatkan Jokowi, untuk bersikap netral. Dua bacawapres terkesan berbasa-basi politik. Juga Presiden Jokowi, memberikan pesan untuk menjaga pemilu 2024 ini supaya berjalan dengan damai, bukan tekad darinya bersikap netral. Ini setelah Gibran, putra sulungnya, maju cawapres Prabowo Subianto.

 

***

 

Komunikasi politik meja makan ala jokowi kali ini apa efektif meraih simpati masyarakat bahwa dirinya netral ?.

Saya menyerap dari pernyataan tiga capres diatas , ajang makan siang pun digunakan sebagai alat komunikasi politik. Disitu ada sisipan diplomasi. Padahal sejarah telah mencatat sesungguhnya makanan bisa menjadi koneksi yang menghubungkan antarmanusia, budaya, dan masyarakat. Termasuk alat diplomasi yang baik.

Baca Juga: Jual-beli Opini WTP, BPK Minta Rp 40 M

Presiden Jokowi dalam berbagai pidatonya tahu hidup di zaman serba digital sangat erat dengan penggunaan internet. Ini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti makan siang di kantor atau di restoran atau di warung.

Internet membuat semua hal menjadi lebih mudah dalam bersosialisasi dan berjejaring dengan bebas. Termasuk pesan makan siang pesan pakai gojek.

Saya memantau generasi milenial saat ini mendominasi usia yang masih mengenyam bangku pendidikan. Mereka diincar ketiga bacapres. Logika saya, mereka kini masih belum dilibatkan sebagai agen diplomasi people to people yang menyebarkan citra positif pemilu itu jurdil. Tapi mereka sudah tahu peristiwa di Bali lewat Internet. Bisa muncul dalam persepsinya aparat mulai tidak netral.

Praktis kasus pencopotan baliho salah satu capres-cawapres dan bendera salah satu parpol di Bali mulai melukai akal sehat? Apa peristiwa ini mesti didiamkan bak angin berlalu?. Istilah Jokowi, terserah rakyat sebagai penilai.

Peristiwa di Bali beda dengan acara makan siang antara Jokowi dan tiga capres. Peristiwa di Bali menjadi bentuk konkret Jokowi belum menjamin dan memastikan setiap aparat negara bersikap netral.

Saatnya masyarakat sipil atau madani berperan untuk mengawasi komitmen yang dipegang oleh Jokowi.

Dalam bahasa hukum, peristiwa di Bali ada penonjolan abuse of power. Presiden Jokowi, terkesan membiarkan. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU