Iklim Politik, Habis Copot Buwas, Bisa Kepala BIN

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 07 Des 2023 20:50 WIB

Iklim Politik, Habis Copot Buwas, Bisa Kepala BIN

i

Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Iklim politik itu kelihatan. Namanya iklim tak ubahnya ramalan cuaca. Ramalan dari Prakiraan cuaca. Ini ilmu dan teknologi untuk memperkirakan keadaan atmosfer Bumi pada masa datang untuk suatu tempat tertentu.

Misal, prakiraan cuaca besok, sudah bisa diumumkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hari ini. Beda dengan Iklim politik. Ada iklim politik sehat dan tidak .

Baca Juga: Jurnalistik Investigasi Ungkap Kejahatan Tersembunyi untuk Kepentingan Umum

Nah, pergeseran Dirut Bulog saat ia kunjungan kerja di Aceh, termasuk iklim politik yang sehat atau tidak? Kalau sehat disertai suasana saling membangun?. Iklim politik semacan ini, bisa tidak menguras emosi bangsa dengan isu-isu sensitif lain. Nyatanya pergantian Buwas sampai dikomentari Istana.

Terkait ini, mantan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas, buka suara usai dicopot dari jabatannya.

Ini karena, Menteri BUMN Erick Thohir menggeser Buwas dari Dirut Bulog menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Buwas mengatakan surat keputusan tersebut ditetapkan pada saat dirinya sedang dalam melakukan perjalanan dinas ke Provinsi Aceh dalam rangka meninjau ketersediaan beras Bantuan Pangan dan beras SPHP di Gudang Bulog Siron, Kabupaten Aceh Besar sekaligus mengikuti Munas Pramuka di Banda Aceh.

Soal momen pergantian Direktur Utama Perum Bulog, jadi bahasan wartawan. Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana ikut nimbrung. Ari Dwipayana, meyakini pergeseran itu berdasarkan hasil evaluasi.

Awalnya Ari ditanya apakah pergeseran Budi Waseso menjadi Komut PT Semen Indonesia karena kedekatannya dengan pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.?

Ari menjawab tidak mengetahui terkait hal itu. "Saya tidak punya komentar spesifik soal itu," kata Ari kepada wartawan, di Kemensetneg, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2023).

Gunjingan pencopotan terkesan mendadak saat Buwas tugas diluar Jakarta. Apalagi, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Bayu Krisnamurthi sebagai Direktur Utama Perum Bulog. Bayu mantan wakil Mendag pemerintahan SBY dan saat ini Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog.

Pencopotan Buwas melalui Surat Keputusan Menteri BUMN nomor SK-341/MBU/12/2023 tanggal 1 Desember 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perum Bulog.

Erick Thohir mengaku dirinya memiliki rencana besar untuk Perum Bulog. Ia ingin menjadikan Bulog sebagai stabilisator harga pangan.

Hal itu diungkap Erick saat ditanya mengenai alasan menggeser posisi Budi Waseso (Buwas) dari Direktur Utama Bulog menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Erick mulanya mengatakan, tidak ada persoalan dalam pergeseran posisi tersebut. Menurutnya, itu hanya rotasi biasa.

"Nggak ada apa-apa, rotasi seperti biasa," katanya di Kompleks DPR Jakarta, Senin (4/12/2023) .

Erick mengatakan, langkah ini untuk mensinergikan antara Bulog, Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian. Sinergi ini untuk mengembalikan Bulog sebagai stabilisator harga pangan.

 

***

 

Sebelum pencopotan Buwas, sudah ada isu pergantian orang nomor satu di badan intelijen nasional (BIN).

isu ini mencuat usai hubungan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri merenggang. Isu ini muncul setelah putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden dari kubu rival PDIP, Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.

Catatan jurnalistik saya, Jenderal (Purn) Budi Gunawan kerap dikesankan memiliki hubungan dekat dengan Megawati. Hubungan itu terjalin sejak eks Wakapolri tersebut menjadi ajudan Megawati saat menjabat sebagai Wakil Presiden dan Presiden ke-5 Indonesia.

BG merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1983. Dia juga menggenggam gelar doktor dalam Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti. BG berhasil lulus dengan predikat Summa Cum Laude.

Sebagai Perwira Polri, Budi Gunawan pernah menempati berbagai posisi penting sepanjang perjalanan kariernya. Beberapa di antaranya adalah Kepala Biro Pembinaan Karir (Karobinkar) Sumber Daya Manusia (SDM) Polri, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, Kapolda Bali, Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri, dan Wakil Kepala Polri (Wakapolri) untuk mendampingi dua Kapolri, yakni Jenderal Badrodin Haiti (2015-2016) dan Jenderal Tito Karnavian (2016).

Kecakapan BG juga membuatnya dinobatkan sebagai jenderal termuda dan berprestasi di Polri. Oleh karena itu, dia dipercaya menjadi ajudan Megawati Soekarnoputri saat Ketua Umum PDIP itu menjadi Wakil Presiden (1999-2000) dan Presiden Indonesia (2000-2004).

Saat itu, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sempat ngotot meminta Presiden Jokowi melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri. Padahal, Jokowi berkukuh tidak akan memilih Budi.

Ketua Tim Sembilan, Syafii Maarif, mengatakan Megawati ngotot karena merasa kenal baik dengan BG dan merasa dia mampu mengemban tugas sebagai Kepala Polri.

Setahun kemudian, nama BG kembali muncul sebagai calon pengganti Badrodin Haiti yang akan pensiun. Namun, Jokowi lebih memilih Tito Karnavian sebagai Kapolri baru dan memberikan BG jabatan sebagai Kepala BIN. Jabatan itu bertahan hingga saat ini, di tengah isu pergantiannya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Baca Juga: Komedian jadi Menteri, Bisa Campurkan Humor dan Joke

 

***

 

Catatan jurnalistik saya mengungkap, Buwas sudah sejak dulu menjadi anak buah Budi Gunawan. Pertama, saat Budi Gunawan menjadi Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada 2010-2012. Kedua, saat Budi Gunawan menjadi Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) pada 2012-2015.

Saat jadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), anak Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Waseso, Nindya Nur Prasasti menikah dengan putra Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan, Mochamad Herviano Widyatama.

Mantan Kabareskrim Mabes Polri ini saat itu turut mengundang Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menghadiri acara anaknya itu.

Iklim politik pemilu 2024, bergulir isu panas di kalangan wartawan politik Jakarta. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan diterpa isu pergantian dalam beberapa waktu belakangan ini. Meski begitu, Purnawirawan Kepolisian tersebut mengaku tidak mengetahui ihwal kabar tersebut.

Semula diisukan yang bakal mengisi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal Dudung yang baru melepas jabatan Kasad.

Namun, minggu ini, beredar isu di media sosial bernarasi Wakapolri Komjen Agus Andrianto bakal dilantik menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Wakapolri mengaku tak tahu-menahu.

Isu itu mulanya diunggah akun X @PartaiSocmed yang memposting isu Wakapolri Komjen Agus Andrianto bakal menjadi Kepala BIN pada tanggal 23 November 2023. Berikut postingannya:

"Berikut bocoran info calon pengganti BG yg kami terima:Wakapolri KJP Agus Adrianto akan menjadi KaBIN sedangkan Irwasum Doffiri naik jadi Wakapolri. Sedangkan info lainnya mengatakan penggantinya profesor dari salah satu pimpinan lembaga tinggi negara," postingan akun X @PartaiSocmed, Rabu (29/11/2023).

 

***

 

Baca Juga: Aib Eks Mentan SYL, Dibeber di Ruang Sidang

Budi Gunawan, dirumorkan dukung capres Ganjar-Mahfud. Ini saya telusuri, anak Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, sejak tahun 2019, sudah menduduki kursi DPR RI di Senayan, Jakarta. Ia adalah Mochamad Herviano Widyatama yang maju di Dapil Jateng I dari Partai PDI Perjuangan.

Juga ada acara HUT ke-50 PDIP, Januari 2023, Kepala BIN Budi Gunawan pun nampak berada di lokasi bersama mantan Kepala BIN Hendropriyono. juga Menko Polhukam Mahfud Md, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Menko PMK Muhadjir Effendi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Menteri PUPR Basuki Hadimulyono .

Pada HUT PDIP ke-45, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, juga hadir di Assembly Hall JCC, Jakarta. Malahan pada acara HUT PDIP ke-46, Wakil sekjen Partai Demokrat Andi Arief mengkritik sikap Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Budi tak cuma datang, Budi Gunawan juga menyempatkan diri berfoto bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri serta kader-kader PDIP lainnya.

Melalui akun media sosialnya, Andi menampilkan foto Budi Gunawan bersama petinggi PDIP tersebut. "Ini sudah yang kesekian kalinya. Netralitas BIN sangat dipertanyakan," tutur Andi melalui pesan singkat, Jumat (11/1). Kini dengan iklim politik baru, bisa jadi isu isu itu ditiupkan pihak yang pro Jokowi.

 

***

 

Apakah saat ini iklim politik pencapresan masuk katagori sehat? Saya membaca petanya, ada persaingan politik yang tidak sehat. Pejabat yang merapat atau dekat dengan Ketus Umum PDIP Megawati, harus bersiap "dipinggirkan". Buwas sudah. Jabatan Kepala BIN baru digonjang-ganjingkan. Sudah ada dua nama yang ditiupkan.

Apakah dengan iklim politik seperti sekarang, misi besar Jokowi, Indonesia emas tahun 2045 dapat diwujudkan? Saya tak mampu memprakirakan.

Saat ini, tampak sekali praktik politiknya tak sehat. Suasana politik terbaca oleh rakyat bahwa Presiden Jokowi, tampak mendukung anaknya, ketimbang Ganjar atau Anies Baswedan.

Saya mengamati keadaan percaturan politik makin panas. Sejak Gibran digadang gadang cawapres, tampak ada penguatan konsolidasi para elit politik yang berkepentingan secara bersamaan. Mereka cenderung menggunggulkan Gibran ketimbang Prabowo.

Radar keadaan percaturan politik yang semakin panas ini tugas Kepala BIN.

Bisa jadi Presiden Jokowi tak nyaman info intelijennya tak akurat. Apalagi Budi Gunawan sudah menjabat Kepala BIN sejak 9 September 2016. Alasan lamanya menjasi Kepala BIN ini bisa dipakai format menggeser Budi Gunawan jadi Komut sebuah BUMN. Semoga prakiraan dan analisis saya ini salah. ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU