Tahun 2024 Kota Pasuruan Akan Bebas Stunting

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 28 Des 2023 17:13 WIB

Tahun 2024 Kota Pasuruan Akan Bebas Stunting

i

Rapat pembahasan rencana tindak lanjut dan diseminasi audit kasus stunting II tahun 2023 di Ruang Untung Suropati I sekretariat Pemkot Pasuruan.

SURABAYAPAGI.COM, Pasuruan - Masalah stunting menjadi fokus Pemerintah Kota (Kota) Pasuruan dalam beberapa waktu terakhir. Berbagai upaya menurunkan angka prevalensi stunting di tahun 2024 yang akan datang terus dilakukan.

"Persoalan stunting menjadi fokus Pemkot Pasuruan. Ini sekaligus sebagai bentuk komitmen dukungan Pemkot Pasuruan untuk ikut andil menyiapkan generasi unggul dalam menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045," kata Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo dalam rapat pembahasan rencana tindak lanjut dan diseminasi audit kasus stunting II tahun 2023, Rabu (27/12), di Ruang Untung Suropati I sekretariat Pemkot Pasuruan.

Baca Juga: Mobil Kijang Tertabrak KA, 4 Orang Tewas

"Bagaimana bisa terwujud Indonesia Emas jika tidak didukung oleh generasi bebas stunting yang kita persiapkan sejak dini dari sekarang" seru Mas Adi di hadapan stakeholder peserta rapat.

Dalam rapat tersebut dipaparkan beberapa sampel hasil audit kasus stunting di beberapa wilayah. Di antaranya audit terhadap salah seorang ibu hamil di Kelurahan Purutrejo, audit terhadap seorang ibu nifas di Melurahan Mayangan, serta audit kasus stunting pada batita di Kelurahan Mandaranrejo dan Bugulkidul.

Dari hasil audit tersebut didapatkan referensi sekaligus rekomendasi bagi rencana tindak lanjut apabila terjadi kasus serupa di masa yang akan datang. Apalagi menurut Mas Adi, persoalan stunting harus dilihat secara komprehensif. 

Baca Juga: Tambah Jam Kunjungan Pasien, RSUD Bangil Tambah Inovatif

"Bukan hanya urusan gizi dan kesehatan, namun stunting lebih dari itu. Bagaimana kita melihat dari sisi infrastruktur yang juga menopang kesehatan. Stunting juga sangat beririsan dengan faktor kemiskinan," ujar Mas Adi. 

Mas Adi juga menambahkan bahwa kemiskinan sangat berkaitan erat dengan stunting karena dikaitkan dengan pola pikir, perilaku, serta pengetahuan masyarakat. Untuk itu, dirinya juga menyampaikan bahwa salah satu cara dalam mengupayakan penurunan angka prevalensi stunting adalah dengan belajar dari daerah lain. 

Baca Juga: Dinas PUPR Kota Pasuruan Adakan Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan Program PTSL

"Butuh gotong royong, kerjasama banyak pihak. Terutama juga faktor dukungan keluarga. Misalnya bapak yang merokok, harus sadar posisinya ada anak yang harus dijaga tunbuh kembangnya untuk terhindar dari paparan asap rokok," jelasnya.

Hal lain yang menurut Mas Adi harus ditekankan adalah penguatan pola hidup bersih dan sehat, serta pengaturan sanitasi di lingkungan rumah yang memenuhi standar kesehatan. ris

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU