KPU-Bawaslu Beda Sikap Soal Spesimen Simulasi Pilpres Hanya Dua Paslon

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 04 Jan 2024 20:54 WIB

KPU-Bawaslu Beda Sikap Soal Spesimen Simulasi Pilpres Hanya Dua Paslon

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Temuan surat suara simulasi Pilpres hanya ada dua pasangan calon di beberapa daerah, memicu kegaduhan. Anehnya, KPU menyebut kasus itu human error. Tapi Bawaslu menilai  berpotensi pelanggaran.

Hal ini bisa berpotensi membuat permasalahan etis dan administratif," kata Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja kepada wartawan, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga: Tudingan Politisasi Bansos tak Terbukti, Jokowi Senang

KPU RI menjawab enteng. KPU anggap hal tersebut terjadi lantaran human error.

"Terkait hal tersebut itu terjadi human error yang tidak disengaja, tidak ada motif lainnya, kecuali memang kekhilafan yang terjadi," kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik kepada wartawan, Rabu (3/1).

 

Warga Solo Protes

Warga Solo memprotes contoh surat suara untuk simulasi Pilpres dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam contoh surat suara, hanya berisi dua kolom calon.

Liasion Officer (LO) PDIP Solo, YF Sukasno, mengetahui hal itu setelah meminta contoh surat suara untuk simulasi mencoblos. Dalam surat suara Pilpres, hanya terdapat dua kolom pasangan calon presiden.

"Jumat itu saya ke KPU dan minta contoh kartu suara, karena parpol memang boleh kan. Sehingga saya minta contoh kartu suara, diberi lima, lengkap, kartu suara Pilpres, DPD, DPRD, DPR RI. Saat membuka kartu suara pada Senin, yang Pilpres ternyata kolomnya hanya dua. Ini simulasi lho," kata Sukasno, Rabu (3/1/2024).

"Kalau di KBBI kan (simulasi) latihan yang mendekati real. Sehingga, lho kok hanya dua kolom. Harusnya kalau latihan ya kolomnya tetap tiga, menurut saya ini menyesatkan," ujarnya.

 

Baca Juga: Anies Akui Prabowo, Keluarga Intelektual Terpandang

Simulai ke Calon Pemilih

Sukasno juga sempat mencoba simulasi kepada calon pemilih muda dan tua. Dia mengatakan, calon pemilih tersebut juga mempertanyakan surat suara pilpres tersebut.

"Yang umur 68 tahun itu bertanya, kok nggak ada foto rambut? Saya sampaikan ini hanya contoh. Dijawab 'lha ini yang nomor tiga mana?' Saya coba tanya, mau coblos mana, dia menghitungnya kan 1-2-3. Nomor tiga nggak ada. Kalau ada nyoblosnya pinggir kanan," ucap dia.

Dewan Pimpinan Cabang PDI-P Kota Surakarta memprotes spesimen surat suara yang digunakan pada simulasi pemilihan oleh Komisi Pemilihan Umum. Hanya ada dua kolom kandidat untuk surat suara pemilihan presiden meski bakal ada tiga kandidat yang berkontes. Kondisi ini dianggap menyesatkan dan merugikan mereka.

”Saya pertanyakan apa motivasi KPU (Komisi Pemilihan Umum) membuat dua kolom saja? Seharusnya untuk simulasi itu (spesimen surat suara) yang dipakai mendekati riil,” kata

Baca Juga: MK Lempar Masalah TSM ke Bawaslu

 

PDIP Meminta Spesimen

Wakil Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Rekrutmen Dewan Pimpinan Cabang PDI-P Kota Surakarta YF Sukasno, saat dihubungi, Rabu (3/1/2023) sore mengatakan

kejanggalan spesimen surat suara itu baru diketahui Sukasno belakangan. Semula, ia meminta jenis-jenis surat suara yang akan digunakan KPU Kota Surakarta, Jumat (29/12/2023) lalu. Ia meminta spesimen itu guna disosialisasikan kepada calon pemilih. Namun, isi surat itu baru dibukanya Minggu (1/1/2023).

Sukasno kebingungan sewaktu melihat bentuk spesimen surat suara pemilihan presiden (pilpres) yang hanya menyajikan dua kolom kandidat. Padahal, praktiknya terdapat tiga kandidat yang akan bertarung dalam pemilihan tersebut. Hanya, Sukasno menilai, surat suara itu menyesatkan para pemilih. Pasalnya, surat suara yang digunakan tidak sesuai dengan keadaan nyata pemilu yang menyodori pemilih tiga kandidat dalam pilpres. Terlebih calon yang didukungnya mendapatkan nomor urut 3. n sl/jk/cr4/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU