Kemenkeu Golontorkan Dana ke Pertamina Rp 132,44 Triliun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 04 Jan 2024 20:56 WIB

Kemenkeu Golontorkan Dana ke Pertamina Rp 132,44 Triliun

Antara Lain untuk Jaga Keberlangsungan Pendistribusian BBM dan Program BBM Satu Harga 

 

Baca Juga: DPR: Reputasi Bea Cukai, Terdegradasi

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengapresiasi dukungan pemerintah melalui Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian ESDM sehingga terlaksana pelunasan dana kompensasi tersebut.

"Kami sangat mengapresiasi upaya pemerintah melalui Kementerian Keuangan RI yang telah mempercepat pembayaran dana kompensasi BBM yang telah disalurkan Pertamina sampai dengan triwulan III 2023," kata Nicke, dalam keterangan tertulis, Kamis (4/1/2024).

 

Dana Kompensasi BBM

Januari ini, PT Pertamina (Persero) menerima pembayaran dana kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rp 132,44 triliun (termasuk PPN) atau Rp 119,31 triliun (tidak termasuk PPN).

Adapun jumlah tersebut terdiri atas pembayaran untuk Dana Kompensasi triwulan I-III 2023 sebesar Rp 82,73 triliun, dana tertunggak 2022 sebesar Rp 49,14 triliun, dan dana tertunggak 2021 sebesar Rp 569 miliar.

Dana tersebut merupakan kompensasi selisih harga jual formula dan harga jual eceran di SPBU atas kegiatan penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite yang nilainya telah di-review oleh Inspektorat Kementerian Keuangan.

 

Program BBM Satu Harga

Menurut Nicke, dana kompensasi yang sudah masuk kas perseroan ini merupakan wujud dukungan penuh pemerintah kepada Pertamina untuk menjaga keberlangsungan layanan operasional BBM bersubsidi, mendukung working capital serta memperbaiki rasio-rasio keuangan perusahaan.

Nicke menambahkan, apresiasi juga disampaikan atas dukungan penuh pemerintah kepada Pertamina dalam menjaga keberlangsungan pendistribusian BBM, termasuk menjalankan program BBM Satu Harga.

Nicke berkomitmen, Pertamina akan terus berupaya agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut dilakukan lewat penggunaan teknologi informasi dalam memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time.

 

Fasilitas Digitalisasi di SPBU

Upaya pertama yaitu lewat program penguatan sarana dan fasilitas digitalisasi di SPBU. Hasilnya, semakin banyak SPBU yang terkoneksi dengan sistem digitalisasi Pertamina, sehingga memudahkan monitoring dan pengawasan.

Kedua, Pertamina mengembangkan alert system yang mengirimkan exception signal yang dimonitor langsung oleh command center Pertamina dan ditindaklanjuti oleh tim di lapangan. Exception signal ini mengirimkan data transaksi tidak wajar, di antaranya pengisian solar di atas 200 liter untuk satu kendaraan bermotor pada hari yang sama, hingga pengisian BBM bersubsidi dengan tidak memasukkan nopol kendaraan.

 

Kurangi Penyalahgunaan BBM Rp 3,04 T

Sejak implementasi exception signal ini pada 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau Rp 3,04 triliun.

Baca Juga: Realisasi Pembiayaan Utang 3 Bulan ini, Turun 53,6%

Ketiga, mendorong kerja sama dengan Aparat Penegak Hukum (APH) untuk meningkatkan pengawasan dan penindakan kegiatan penyalahgunaan BBM Bersubsidi yang tidak sesuai peruntukannya. Keempat, mendorong masyarakat mendaftar Program Subsidi Tepat via website untuk mengidentifikasi konsumen yang berhak dan memonitor konsumsi JBT Solar dan JBKP Pertalite.

Di samping itu, Pertamina juga terus melakukan efisiensi biaya operasional, baik di tingkat Holding maupun Subholding. Sampai November 2023, realisasi program efisiensi biaya di Pertamina Group telah mencapai US$ 984,17 juta atau Rp 14,99 triliun.

 

Laba Pertamina Rp 37 Triliun

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan laba PT Pertamina (Persero) pada Semester 1 2023 hampir menyentuh Rp 37 triliun (unaudited). Angka tersebut berpotensi akan terus mengalami kenaikan hingga akhir tahun ini.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Kartika Wirjoatmodjo membeberkan laba konsolidasi atau keseluruhan BUMN pada semester 1 2023 telah mencapai Rp 180 triliun (unaudited). Adapun salah satu penyumbang laba BUMN terbesar berasal dari sektor energi, terutama dari Pertamina.

"Energi, terutama Pertamina. Pertamina sampai tengah tahun sudah hampir Rp 37 triliun labanya," kata Tiko, sapaan Kartika, ketika ditanya penyumbang terbesar laba BUMN hingga pertengahan tahun 2023 ini, dalam acara BUMN Performance Report 2023 CNBC Indonesia, dikutip Senin (4/9/2023).

 

Terkejut Torehan Laba Konsolidasi

Tiko mengaku cukup terkejut dengan torehan laba konsolidasi BUMN di pertengahan tahun ini. Pasalnya, terdapat peningkatan laba yang masih akan terus berlanjut dari tahun lalu.

"Jadi kita terus terang kita kaget juga ternyata peningkatan laba tahun lalu masih berlanjut ke tahun ini dan tahun lalu Rp 300 triliun itu kan ada one of nya Garuda ya Rp 50 triliun. Jadi artinya tahun ini kalau kita bisa di sekian itu labanya bisa naik lagi dari tahun lalu," ujar Tiko.

Baca Juga: 220 Triliun Digelontorkan Pemerintah untuk 4 Anggaran Prioritas

Selain sektor energi, sektor tambang, perbankan, dan telekomunikasi juga menjadi penyumbang laba BUMN terbesar dalam pertengahan tahun ini. Misalnya dari BRI, Mandiri, kemudian holding tambang MIND ID dan PT Telkom.

"Jadi dengan 4 sektor utama tadi energi, mineral, bank, telco itu secara portofolio sangat sehat dan saya ada beberapa diskusi dengan investor internasional mereka juga melihat bahwa ini sebagai portofolio kalau kita lihat Temasek, kita lihat contoh beberapa SWF lain, Indonesia ini sebenarnya secara pengelolaan portofolio ROE dan ROI nya itu comparable dengan internasional," ujarnya.

Pada 2022, Tiko menyebut, capaian laba Pertamina juga menorehkan sejarah yakni mencapai Rp 60 triliun. Dia mengatakan, ini juga tak lepas dari upaya perusahaan yang terus melakukan berbagai efisiensi.

"Pertamina tahun lalu mencetak laba tertinggi dalam sejarah Pertamina. Labanya Rp 60 triliun tahun lalu dan kemarin masuk ke dalam rankingnya di global fortune kan, naiknya signifikan rangkingnya," ujarnya.

 

Pendapatan Pertamina Capai Rp 1.262 T

Saat ini, PT Pertamina (Persero) berhasil mencatatkan diri sebagai satu-satunya perusahaan BUMN atau perusahaan di Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2023.

Pertamina tahun ini sukses berada di peringkat 141 atau naik 82 peringkat dibanding tahun 2022 yang berada di posisi 223. Bahkan posisi Pertamina berhasil melonjak 146 peringkat jika dibanding tahun 2021 yang berada di posisi 287.

Peningkatan peringkat ini sejalan dengan keberhasilan Pertamina membukukan laba bersih tertinggi sepanjang berdirinya perseroan. Pertamina berhasil membukukan laba bersih US$ 3,81 miliar (Rp 56,6 triliun) atau naik 86% jika dibanding dengan perolehan laba bersih 2021 sebesar US$ 2,05 miliar (Rp 29,3 triliun).

Peningkatan itu ditopang oleh pendapatan Pertamina yang juga melejit mencapai US$ 84,89 miliar atau sekitar Rp 1.262 triliun. Jumlah tersebut meningkat hingga 48% jika dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 57,5 miliar. n jk/erc/cr5/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU