Keterlambatan Musim Penghujan, Produksi Beras Petani Merosot 500 Ribu Ton

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 05 Jan 2024 12:27 WIB

Keterlambatan Musim Penghujan, Produksi Beras Petani Merosot 500 Ribu Ton

i

Para petani sedang menanam padi di sawah. SP/ JKT

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Kementerian Pertanian memastikan Perum Bulog terus menyerap beras produksi petani sebagai salah satu manfaatnya adalah untuk penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sekaligus respons masuknya musim tanam padi seluruh wilayah Indonesia.

Pasalnya, The United States Department of Agriculture (USDA) memproyeksikan total produksi beras global pada 2023/2024 akan menurun hampir 3,8 juta ton. Produksi beras Indonesia termasuk yang diproyeksikan akan menurun 500 ribu ton dan ini disebabkan terlambatnya musim penghujan.

Baca Juga: 151 Sapi Impor Australia Mati saat Perjalanan ke RI, Bapanas: Pasokan Masih Aman

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi juga mengatakan, sebagai dukungan penyerapan dalam negeri, nantinya Holding BUMN Pangan ID Food dan Bulog akan dijamin uang negara untuk menyerap hasil produksi dalam negeri.

"Saat ini CPP (Cadangan Pangan Pemerintah) stoknya sudah mulai naik. Kita berterima kasih kepada Ibu Menteri Keuangan beserta jajaran. Kedepannya BUMN bidang pangan akan disiapkan dana penjaminan senilai Rp 28,7 triliun. Tapi ini bukan uang habis pakai melainkan di convert diberikan kepada Bulog dan ID FOOD untuk melakukan offtake produksi dalam negeri," jelasnya, Jumat (05/01/2024).

"Kita lihat salah satu kendala dari petani dan peternak kita adalah kepastian offtaker ya. Jadi Bapak Presiden perintahnya semua petani dan peternak itu sedulur kita itu, agar fokus bekerja saja, nanti hasilnya disiapkan oleh BUMN di bidang pangan dan diserap dengan harga yang bagus," kata sambung Arief.

Baca Juga: Penyerapan Beras dalam Negeri Belum Optimal, Bulog: Kita Sangat Andalkan Impor

Berdasarkan informasi acuan data Bapanas/NFA, ada sekitar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan pangan beras mengacu pada data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

"Jadi ada data P3KE, data ini memang sudah dilakukan verifikasi oleh Kemenkeu (Kementerian Keuangan), BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), dan juga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), sehingga data ini tentunya kita anggap yang paling akurat hari ini," ungkap Arief.

Informasi, angka 22 juta KPM ini setelah pemerintah melakukan pembaruan data penerima. Pada program serupa tahun lalu, sasarannya hanya menyasar sekitar 21,3 juta keluarga.

Baca Juga: Stabilkan Harga, Pemkot Batu Salurkan 91,29 Ton Beras CPP

"Apabila ada masyarakat yang belum termasuk dalam data ini, bisa diusulkan lewat RT/RW (Rukun Tetangga dan Rukun Warga). Kemudian nanti di verifikasi, sehingga di bulan berikutnya bisa kita mutakhirkan datanya," sambungnya.

Sebelumnya, Pemerintah kembali menggelontorkan bantuan pangan beras sebanyak 10 kilogram (kg) bagi 22 juta keluarga. Jumlah penerima bansos beras di tahun 2024 ini mengalami peningkatan sekitar 8 persen dibandingkan jumlah penerima tahun sebelumnya yang sejumlah 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). jk-03/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU