Home / Opini : Jumat Berkah

Muliakan Orang Tua

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 11 Jan 2024 20:35 WIB

Muliakan Orang Tua

Saat saya hadiri satu Majelis Taklim di Surabaya Pusat, ada seorang ibu berusia hampir 70 tahun, mengeluh atas sikap anak laki lakinya yang berubah drastis setelah menikah.

"Apa perubahan drastisnya?" tanya ustadah.

Baca Juga: Bulan Ramadhan

"Abaikan arahan kebaikan agama yang ditanamkan orang tua!" Jelasnya.

"Bisa bisa ia lebih tunduk ke istrinya," jawab ustadah.

"Apa gejalanya?"

"Mulai jarang silahturahmi ke orang tua!"

"Ya benar. Kalau ke rumah orang tua perhitungan sekali. Petuah orang tua sudah di PHP?" jawab ibu itu sambil meneteskan air mata.

Ustadah itu menenangkan si ibu. Diduga, istri sebagai teman hidup, seolah kebenaran. Itu tanda anak laki laki yang luntur pengetahuan tauhidnya.

Dijelaskan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua tertuang secara eksplisit di dalam Al Quran.

Perintah itu berulang sebanyak 13 kali dan terdapat di dalam 10 surat yang berbeda, yakni al-Ankabut: 8, al-Baqarah: 83, 180 dan 215, al-Nisa: 36, al-An’am: 151, al-Isra’: 23 dan 24, al-Ahqaf: 15, Luqman: 14, Ibrahim: 41, al-Naml ayat 19 dan, Nuh: 28.

Masih ditambah dengan dua kisah referensi dari Nabi Yunus dan Nabi Isa di dalam surat Maryam ayat 13 dan 32.

Ustadah menyebut Birrul walidain, hal yang selalu menarik untuk ditelisik.

Dalam Agama Islam, seorang anak diajarkan untuk selalu berbakti kepada orangtua, yang disebut dengan istilah birrul walidain.

Hal yang saya ketahui Birrul walidain merupakan bagian dalam etika Islam yang menunjukan tindakan berbakti seorang anak kepada kedua orangtua. Berbakti kepada orangtua ini hukumnya wajib bagi setiap muslim, meskipun seandainya kedua orangtuanya adalah non muslim.

Bagi seorang muslim, berbakti kepada orangtua bukan sekadar untuk memenuhi tuntunan norma kesopanan, namun sebagai salah satu cara menaati perintah Allah Swt.

Seorang anak diajarkan untuk selalu bertutur kata yang baik pada orangtuanya.

Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Janganlah engkau menggunakan kefasihan bicaramu (mendebat) di hadapan ibumu yang dahulu telah mengajarimu berbicara."

Ketika orangtua masih hidup atau bahkan sudah dipanggil Yang Maha Kuasa, seorang anak juga harus mendoakan orangtuanya. Doa anak akan membahagiakan orangtuanya, bahkan doa tersebut akan menjadi amalan yang dibawa oleh orangtua hingga ke alam kubur.

Dalam setiap kesempatan, hendaknya kamu selalu memprioritaskan orangtua, terutama ibu dan selalu berbuat baik padanya. Rasulullah Saw. bersabda, “Berbuat baiklah kepada ibu, karena surga berada di bawah kedua telapak kakinya.”

Orangtua merupakan orang yang mendidik anaknya dari kecil hingga dewasa. Itulah mengapa setiap anak wajib melakukan yang terbaik untuk membanggakan orangtuanya. Jika kamu menuruti ajaran orangtua, mereka pun akan merasa bangga dan bahagia kepadamu.

Ketika orangtua berada di usia senja, umumnya orangtua memerlukan perhatian lebih karena kondisi mereka sudah tidak sesehat di masa muda. Untuk itu, sudah sewajarnya jika anak merawat orangtuanya, sebagaimana sang anak dirawat orangtua sejak kecil.

“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk surga” (H.R. Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346).

Baca Juga: Zikir Penenang Hati

Sebagai anak, kamu mungkin sering berselisih pendapat dengan orangtua. Kadang orangtua memiliki pilihan dan opini tersendiri. Apa pun pilihan orangtua dalam hidupnya, kamu sebagai anak juga harus menghormatinya.

Juga melakukan apa yang diridhoi oleh orangtua. Pesan kakek-nenek, lakukanlah hal yang disukai dan diridai oleh orangtua. Selama itu baik, maka itu adalah jalan pahala bagi kamu.

"Ridha Allah itu tergantung rida kedua orangtua dan murka Allah juga tergantung kepada murka kedua orangtua." (H.R. Tirmidzi).

Pengertian Berbakti kepada orang tua adalah berbuat baik terhadap orang tua (birrul walidain) . Intinya memberi kebaikan atau berkhidmat kepada keduanya serta mentaati perintahnya (kecuali yang ma'siat).

Bagaimana cara Membahagiakan-memuliakan orang tua?. Kakek-nenek saya berpesan, memuliakan orang tua bukan dikasih harta. Tapi enak mengobrol dan menanyakan kabar kesehatannya.

Syukur membuatkan atau membelikan makanan dan minuman kesukaan. Mendengarkan nasihat dan meluangkan waktu untuk family time bersamanya.

Dalam Kamus al-Ma’ani, katabirr bermakna; berbuat baik, berbakti dengan kebaikan. Sedang dalam Hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, al-birr bermakna husnul khuluq (berbudi pekerti yang baik).

Al-Nawasi Ibn Sim’an al-Anshari bertanya kepada Rasulullah SAW tentang makna al-birr dan al-itsm; dia berkata

“Saya bertanya pada Rasul tentang arti al-bir dan al-itsm. Rasulullah SAW menjawab: Al-birr adalah budi pekerti yang baik.

Sedangkan al-itsm adalah apa yang muncul di hatimu, dan kamu sendiri tidak senang tatkala manusia mengetahuinya. (HR Muslim)

Sementara kata walidain menurut Imam Nawawi mencakup orang tua biologis (bapak-ibu) dan kakek nenek.

Baca Juga: Pegadaian Kanwil XII Bagikan Ribuan Makanan Siap Saji kepada Masyarakat

Sementara kata walidain menurut Imam Nawawi mencakup orang tua biologis (bapak-ibu) dan kakek nenek. Ulama Syafi’iyah berkata bahwa di dalam konsep birrul walidain yang didahulukan adalah ibu, kemudian ayah, anak-anak, kakek nenek, saudara laki-laki dan perempuan. Maka, birrul walidain adalah sebuah konsep etika Islam untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.

Ada yang menarik dengan penempatan kata birr di sini. Padahal kita semua tahu bahwa ada kata taat yang memiliki makna serupa. Apa perbedaan antara keduanya? Taat mengandung arti melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan. Oleh karenanya, kata taat sering disandingkan dengan Allah dan Rasul-Nya. Sementara birr, adalah berbuat baik. Melaksanakan apa-apa yang disenangi orang tua

Seorang cendekiawan dari Iran merumuskan makna birrul walidain sekurang-kurangnya mencakup sikap: al-ihsânu ilayhima (berbuat baik kepada kedua orangtuamu), al-qiyâmu bi huqûqihima (menegakkan hak-hak kedua orangtuamu), iltizâmuthâ’atihima (komitmen menaati kedua orangtuamu), ijtinâbu isâ-atihima (menjauhi perbuatan yang menyakiti kedua orangtuamu), dan fi’lu mâ yurdlîhima (melakukan apa-apa yang diridai kedua orangtuamu).

Dalam memuliakan orang tua, Qur’an unik, berbeda dengan yang lain. Ketika Allah SWT mengingatkan manusia untuk tunduk dan patuh kepada-Nya dan memuliakan-Nya, selalu disertai dengan petunjuk untuk mematuhi dan menghormati ibu- bapaknya. “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu” (QS. Luqman : 14).

Tetapi dari semua manusia, hak-hak ibu-bapak adalah yang terpenting.

“Kami (Allah) perintahkan kepada manusia supaya bebuat baik kepada dua orang Ibu-Bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya (menyusuinya) adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak) telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa; Yaa Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada Ibu-Bapakku, dan supaya aku dapat berbuat amal shaleh yang Engkau Ridhoi. Berilah kebaikan kepadaku dan kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Mereka itulah orang-orang yang Kami (Allah) terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan, dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka bersama penghuni-penghuni surga sebagai janji yang benar, yang telah dijanjikan kepada mereka (QS. Al Ahqaf : 15 – 18)”.

Perintah Allah untuk memperlakukan kedua orangtuanya (ibu dan bapak) dengan penuh hormat dan memuliakannya. ([email protected])

 

Oleh:

Hj Lordna Putri

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU