Bahlil Pamer Nilai Investasi di Tahun 2023, Masih Didominasi Smelter Nikel

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 25 Jan 2024 12:35 WIB

Bahlil Pamer Nilai Investasi di Tahun 2023, Masih Didominasi Smelter Nikel

i

Ilustrasi hilirisasi komoditas nikel di RI. SP/ JKT

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Kementerian Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi di bidang hilirisasi pada kuartal IV/2023 tercatat sebesar Rp109,4 triliun atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai Rp114,6 triliun. Adapun, investasi bidang hilirisasi masih didominasi smelter nikel. 

Diketahui, realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp375,4 triliun. Jumlah ini setara 26,5% dari total masuknya dana asing untuk investasi yang mencapai Rp1.418,9 triliun sepanjang tahun lalu. 

Baca Juga: Tom Lembong Warning Luhut: Jangan Banyak Omong!

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut hilirisasi akan terus diperluas ke komoditas lain di berbagai sektor seperti pertanian, kehutanan, minyak dan gas, serta ekosistem kendaraan listrik. 

"Jadi, sekali lagi bahwa yang kita bangun smelter itu bukan hanya nikel, ini buktinya. Memang kedepan kita perlu dorong di sektor perikanan dan pertanian, kehutanan lebih masif lagi," kata Bahlil, Kamis (25/01/2024).  

Selanjutnya, sektor pertanian melalui hilirisasi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) menjadi oleochemical tercatat investasi sebesar Rp50,8 triliun. Sedangkan, sektor kehutanan melalui investasi di sektor Pulp and Paper mencapai Rp51,9 triliun. 

Baca Juga: RI Jadi Pusat Nikel Global, Australia Siap-siap Tawarkan Kerja Sama ESG

Di sisi lain, sektor migas melalui investasi petrokimia mencapai Rp46,3 triliun. Sementara, investasi ekosistem kendaraan listrik sebesar Rp9,7 triliun pada 2023.  

"Jadi, hilirisasi tidak hanya sektor pertambangan, pertambangan hanya pintu masuk saja. Kalau kita lihat, dampak dari hilirisasi untuk pertambangan ini pun cukup bagus sekali," tuturnya  

Bahlil mencontohkan, hilirisasi tembaga dan nikel yang mulai dilakukan sejak tahun 2017-2018 dengan nilai ekspor mencapai US$3,3 miliar. Setelah ekspor nikel mentah dihentikan pada Oktober 2019, nilai ekspor mencapai US$33 miliar.  

Baca Juga: Pernyataan Baterai Mobil Tesla Pakai LFP, Menteri Bahlil: Bahan Baku Utamanya 80% Nikel

Lebih lanjut, hilirisasi komoditas di berbagai sektor harus perlu digenjot dan semestinya dilakukan secara berkelanjutan oleh pemerintah ke depan. Termasuk hilirisasi di sektor pertanian dan perikanan.

“Di masa pemerintahan Presiden Jokowi itu kan kalau ada sekitar 20 item yang kita hilirisasi dengan waktu yang sempit. Kita mesti memilah-milah mana yang menjadi contoh, 4-5 item kita lakukan, tahap berikut baru kita lakukan lagi," pungkasnya. jk-05/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU