SurabayaPagi, Ponorogo - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur bersinergi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dalam pembangunan Hunian Sementara (Huntara) bagi masyarakat terdampak fenomena alam tanah gerak di awal tahun 2023 lalu.
Infrastruktur kelistrikan sepanjang 1.897 meter Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dibangun oleh PLN untuk melistriki 56 pelanggan di Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo dan Desa Bekiring, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo dengan nilai investasi sebesar 312 juta rupiah.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada saat peresmian Huntara tersebut menyampaikan bahwa kawasan ini dibangun di tanah Perhutani sebagai upaya relokasi warga terdampak tanah gerak. Upaya tersebut merupakan langkah yang harus segera dilakukan mengingat penurunan tanah hampir menyentuh satu meter.
“Tahun lalu di Bulan Februari, ada kejadian tanah gerak yang menjadikan hunian mereka tidak aman. Mereka mengungsi di masjid dan juga sekolah. Melihat hal ini, Pemprov Jawa Timur kemudian berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Pemkab, Perhutani dan stakeholder terkait untuk mencari solusi pembangunan Huntara untuk warga,” ujar Khofifah.
Khofifah juga berharap Huntara ini menjadi pilihan yang aman dan nyaman bagi warga yang terdampak tanah gerak.
Di tempat yang sama, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Provinsi Jawa Timur serta PLN yang telah mendukung program pembangunan Huntara di Ponorogo.
“Terima kasih atas segala bantuan dari Ibu Gubernur dan terima kasih PLN, akhirnya Huntara ini bisa dibangun sekaligus sudah teraliri listrik,” kata Sugiri.
Baca Juga: Peringati K3 Nasional, PLN Sosialisasikan Keselamatan Ketenagalistrikan
Salah seorang penerima bantuan Huntara, Suparman (45) juga mengungkapkan kelegaan dan rasa syukurnya atas Huntara yang telah diterimanya.
“Rumah saya terimbas bencana tanah gerak pada awal 2023 lalu sehingga tidak layak dihuni. Sekarang saya merasa aman karena sudah bisa menempati Huntara yang telah dibangun. Terima kasih,” ujar Suparman.
Sementara itu, General Manager PLN UID Jawa Timur, Agus Kuswardoyo, menjelaskan pembangunan infrastruktur kelistrikan ini merupakan bentuk partisipasi aktif PLN dalam mempersiapkan Huntara yang akan menjadi tempat tinggal sementara bagi warga terdampak.
Pembangunan jaringan listrik ini telah selesai dilaksanakan di akhir tahun 2023 terbagi untuk dua desa, yakni 1.711 meter untuk Desa Tumpuk dan 186 Meter untuk Desa Bekiring.
Baca Juga: PT PLN UID Jatim Siagakan 1.338 Personel Jelang Lebaran
“Huntara menjadi satu-satunya tempat bagi warga terdampak untuk tinggal. Semoga dengan telah adanya sambungan listrik di kawasan Huntara ini, dapat membantu warga dalam aktivitas kesehariannya, lebih baik, lebih nyaman dan aman dari potensi fenomena tanah gerak,” ungkap Agus.
Sebelumnya, sebanyak 139 jiwa dari 42 Kepala Keluarga (KK) warga Desa Tumpuk dan 33 jiwa dari 14 KK warga Desa Bekiring hidup di pengungsian setelah terjadi penurunan permukaan tanah di kampung halaman mereka.
Sebanyak 42 unit Huntara di Desa Tumpuk dan 14 Huntara Desa Bekiring telah dibangun dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Rabu (17/1/2024). Byb
Editor : Redaksi