Waspada Demam Berdarah, Kasus di Jatim Meningkat Drastis Capai 3.683 Orang

author Lailatul Nur Aini

- Pewarta

Minggu, 03 Mar 2024 21:11 WIB

Waspada Demam Berdarah, Kasus di Jatim Meningkat Drastis Capai 3.683 Orang

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Waspada, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), pada musim penghujan awal tahun 2024 ini meningkat drastis. Bahkan, hingga akhir Februari 2024, sudah mencapai 3.683 kasus.

Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan jika dibandingan pada tahun 2023. Total kasus hingga Desember 2023, secara keseluruhan sebanyak 9.041 kasus.

Baca Juga: Cegah Penyebaran DBD, Pemkab Mojokerto Gelar Fogging Serentak

Bahkan Dinas Kesehatan Jawa Timur memprediksi angka kasus DBD di Jatim hingga akhir 2024, dapat melebih angka tahun lalu.

"Kalau saya prediksi, dari data saat ini, misalnya tiga kalinya sudah 9.000an kasus lebih. Minimal bisa hampir sama atau melebihi dari kasus tahun 2023 kemarin," kata drg. Sulvi Anggraeni, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Dinkes Jatim, Minggu (3/3/2024).

 

Surabaya 30 Kasus

drg Sulvi menjelaskan, angka DBD paling tinggi terjadi Kabupaten Probolinggo, yakni mencapai 600 kasus, sementara di Surabaya sendiri saat ini tercatat lebih dari 30.

"Untuk Surabaya Alhamdulillah memang masih terkendali dibandingkan beberapa kabupaten kota yang kasusnya cukup banyak, tapi memang sudah mulai ada peningkatan," katanya.

Tren peningkatan tersebut, kata dia, di setiap musim penghujan datang, bisa di akhir atau awal tahun. Apalagi, lanjut Sulvi, kita tidak bisa memprediksi pergerakan cuaca saat ini.

"Mungkin waktunya bergeser-geser sedikit bulannya, tapi memang peningkatannya lebih banyak di musim penghujan. Cuaca memang saat ini tidak bisa diprediksi. Kemarin waktu awal-awal Januari sebenarnya memang masih datar tiba-tiba naik lagi di Januari akhir sampai Februari," lanjut Sulvi.

 

Ajak Masyarakat 3M Plus

Untuk itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menghimbau masyarakat untuk serius bergabung dalam Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna menghadapi merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Ia juga secara tegas meminta masyarakat untuk bisa lebih waspada melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, minimal satu minggu sekali.

Baca Juga: Kasus DBD Tinggi, Permintaan Trombosit Meningkat

"Upaya pemberantasan DBD tidak bisa dilakukan sendiri. Tanggung jawab ini harus dibagikan bersama seluruh masyarakat, terutama di setiap keluarga. Karena itu perlu mengaktifkan kembali gerakan PSN, dengan melakukan pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk DBD yang jadi sumber penyebaran utama," kata Adhy Karyono, di Grahadi, Minggu (3/3/2024).

Lanjut Adhy, kegiatan PSN ini dapat dilakukan dengan 3M Plus (Menguras, Menutup, Menyingkirkan), contohnya seperti menguras/membersihkan bak mandi, vas bunga, tempat minum binatang peliharaan, tatakan dispenser. Yang kedua dengan menutup rapat Tempat Penampungan Air (TPA).

"Jika TPA tidak mungkin dikuras atau ditutup, maka bisa diberikan larvasida," jelas mantan Staff Kemensos RI tersebut.

Tak hanya itu, Adhy juga menekankan masyarakat untuk menyingkirkan atau memanfaatkan serta mendaur ulang barang bekas seperti ban bekas, botol plastik, kaleng bekas. Kemudian Plus paling penting adalah menghindari gigitan nyamuk.

"Bisa dengan menanam pohon pengusir nyamuk, memakai kelambu, anti nyamuk serta memberikan larvasida. Memelihara ikan pemakan jentik, memasang ovitrap/larvitrap/mosquitotrap," tandas Adhy.

 

Genjot Sosialisasi

Baca Juga: Kasus DBD di Kota Surabaya Terkendali

Selaras dengan Pj Gubernur, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Erwin Astha Triyono, menyebut bahwa upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD, pihak Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya.

Diantaranya dengan mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tanggal 29 November 2023 tentang Kewaspadaan dan Pengendalian DBD.

Selain itu, Dinkes Jatim juga telah membuat surat ke Dinkes kabupaten/ kota tentang Penatalaksanaan DBD dan Kewaspadaan Kasus DBD untuk disampaikan kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan daerah di wilayah Jawa Timur.

"Kami juga telah melakukan kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit DBD melalui media elektonik/ cetak, melaksanakan surveilans kasus DBD di daerah serta persiapan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit DBD," kata Erwin.

Orang nomor satu di lingkungan Dinkes Jatim ini juga menghimbau kepada masyarakat jika anggota keluarga mengalami demam tinggi yang mendadak, terus menerus, berlangsung 2-7 hari segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

"Segera periksakan anggota keluarga yang memiliki gejala DBD. Semakin cepat pertolongan akan semakin baik," pungkasnya. ain/rmc

Editor : Moch Ilham

Tag :

BERITA TERBARU