SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengingatkan dampak kenaikan suku bunga BI lebih besar dirasakan industri ritel dibandingkan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS).
Budi menjelaskan kenaikan suku bunga ini dikhawatirkan dapat menyebabkan bunga pinjaman dari bank juga ikut naik.
Baca Juga: Jokowi: Tumbuhkan Optimisme di Tengah Resesi Global
"Tapi, bunga bank naik, saya khawatirkan pinjaman akan ikut naik. Misalnya, akan ada costing tambahan dari hilir ke hulu. Pabrik pinjaman bunga bank naik, ritel juga pinjam buat bayar sewa dan sebagainya naik," katanya kepada awak media, Jakarta, Kamis, (2/4/2024).
Baca Juga: BI Prediksi KPR Tetap Tumbuh Tinggi
Jika kenaikan biaya tersebut tidak diimbangi dengan tingkat pengunjung yang ramai menurutnnya akan berdampak pada harga jual barang. Akhirnya, pengusaha ritel pun akan melakukan penyesuaian pada biaya-biaya yang tidak terlalu dibutuhkan, misalnya mengurangi pembelian barang.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Maret 2024, Tumbuh 11,8%
Dia mencontohkan peritel biasanya melakukan persediaan barang hingga 3 bulan ke depan. Kini, hanya mampu menyediakan selama 2 minggu hingga 1 bulan ke depan. n ec/rmc
Editor : Moch Ilham