Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Diproyeksikan hingga 5,6 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 05 Jun 2024 19:13 WIB

Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Diproyeksikan hingga 5,6 Persen

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Pemerintah menargetkan, pertumbuhan ekonomi tahun 2025 masih berada di kisaran 5 persen, tepatnya di kisaran 5,1-5,5 persen. Angka ini lebih rendah dari janji kampanye yang disampaikan oleh presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran, yakni di kisaran 6-7 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia berada di kisaran 4,8 persen sampai dengan 5,6 persen pada 2025.

Baca Juga: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Jatim Gelar Forum High Level Executing Agency Dialogue Tahun 2023

Untuk asumsi makro 2025, BI juga memandang rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di rentang Rp15.300 sampai dengan Rp15.700 per dolar AS. Sedangkan inflasi nasional pada 2025 diperkirakan berkisar antara 1,5-3,5 persen.

"Kondisi ekonomi global yang serba tidak menentu, banyak dinamika dan tantangan-tantangan, tentu saja akan berdampak kepada ekonomi Indonesia tahun ini dan juga tahun ke depan. Bank Indonesia menekankan kepada lima risiko utama," kata Perry di Jakarta, Rabu (5/6).

Hal tersebut disampaikan Perry dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI tentang pembahasan asumsi dasar dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2025.

Rapat tersebut juga dilakukan bersama dengan Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Rapat Dengar Pendapat dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, target pertumbuhan di kisaran 5,1-5,5 persen sebenarnya merupakan target yang ambisius. Hal ini seiring dengan ketidakpastian global yang berpotensi berlanjut sehingga berdampak terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional.

"Pertumbuhan PDB pada tahun 2025 diperkirakan pada kisaran 5,1 hingga 5,5 persen. Hal ini merupakan sebuah range pertumbuhan yang cukup ambisius, namun tetap realistis," kata dia dalam Rapat Paripurna DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Baca Juga: Pulau Jawa Dominasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Bendahara negara itu bilang, ekonomi Indonesia masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Sumber pertumbuhan yang berkontribusi terhadap lebih dari 50 persen PDB ini diproyeksi tumbuh di kisaran 5-5,2 persen pada tahun depan.

"Hal ini didukung oleh terus dijaganya daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi," ujar Sri Mulyani.

Kemudian, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar kedua, investasi, diproyeksi tumbuh di kisaran 5,2-5,9 persen.

Sri Mulyani menyebutkan, salah satu pertimbangan utama target pertumbuhan investasi itu ialah kondisi perekonomian global yang diwarnai tingkat suku bunga tinggi berkepanjangan serta fragmentasi geopolitik. Fragmentasi geopolitik juga bakal berdampak terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia.

Baca Juga: Airlangga: Tahun Politik Jadi Vitamin Baru untuk Ekonomi RI di 2023

Sri Mulyani memaparkan, sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari ekspor diproyeksi tumbuh di kisaran 5-5,7 persen dan impor tumbuh di kisaran 4,3-4,9 persen.

Untuk mendorong aktivitas ekonomi nasional, pemerintah akan tetap mengandalkan belanja melalui APBN. Oleh karenanya, sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari belanja pemerintah ditargetkan tumbuh di kisaran 4,7-5,2 persen.

Menurutnya, Indonesia perlu tumbuh di kisaran 6-8 persen untuk menjadi negara maju pada 100 tahun perayaan hari kemerdekaan.

"Kami sangat sadar untuk mewujudkan Indonesia emas 2045 diperlukan pertumbuhan yang lebih tinggi antara 6-8 persen," ucap Sri Mulyani. 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU