Arsitektur Masjid Al-Ghamamah, Tempat Nabi Muhammad SAW Pimpin Salat Ied Pertama

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 14 Jun 2024 19:22 WIB

Arsitektur Masjid Al-Ghamamah, Tempat Nabi Muhammad SAW Pimpin Salat Ied Pertama

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta -  Masjid al-Ghamamah adalah salah satu masjid tertua di Madinah dan bangunan sejarah penting pada masa dakwah Nabi Muhammad SAW. Dibangun sejak 86 Masehi, arsitektur Masjid al-Ghamamah terinspirasi dari gaya era Ottoman.

Melansir dari Madain Project, di masjid ini, Nabi Muhammad SAW memimpin salat Idul Fitri atau salat Ied pada 631 masehi. Pada saat itu, tanah kosong di lokasi Masjid al-Ghamamah bisa digunakan untuk salat berjamaah, seperti yang dikatakan oleh Ahmad Hawassy dalam bukunya Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul.

Baca Juga: Resmikan Masjid Raya Al Jabbar, Ridwan Kamil: Cikal Bakal Perkembangan Peradaban Islam di Jabar

"Sebagai bentuk penghormatan atas kebiasaan Rasulullah SAW tersebut, maka didirikanlah sebuah masjid yang dinamakan Masjid Al-Mushalla yang saat ini lebih dikenal sebagai Masjid Al-Ghamamah," kata Madain Project, Rabu (12/6).

Selain menjadi tempat Nabi Muhammad SAW memimpin salat Ied pertama, Masjid Al-Ghamamah juga pernah digunakan sebagai tempat dilaksanakannya salat Istisqa' atau salat meminta hujan. Menurut riwayat hadits, pada saat itu, penduduk Madinah mengadu kepada Nabi Muhammad SAW jika mereka kekurangan air karena hujan jarang terjadi. Nabi Muhammad SAW pun mengajak sahabat dan umatnya salat di lahan kosong tersebut. Seketika hujan turun di atas mereka.

Al-Ghamamah berarti awan dalam bahasa Arab. Sementara itu, Al-Mushalla nama lain Masjid Al-Ghamamah memiliki arti tempat salat.

Baca Juga: Ridwan Kamil Targetkan Desember Bisa Dipakai Salat

Masjid Al-Ghamamah berlokasi 300 meter barat daya dari Masjid Nabawi dan berada di komplek masjid bersejarah di Madinah. Beberapa masjid di sekeliling Masjid Al-Ghamamah diantaranya Masjid Abu Bakar, Masjid Ali bin Abi Thalib, dan Masjid Umar.

Letaknya yang berdekatan dengan Masjid Nabawi membuat Masjid Al-Ghamamah menggunakan sound system internal. Bahkan, Masjid Al-Ghamamah juga sempat tidak digunakan sebagai area salat sehari-hari karena jamaah diarahkan ke Masjid Nabawi. Namun, Masjid Al-Ghamamah baru-baru dibuka kembali untuk jamaah yang ingin berdoa.

Struktur pertama Masjid Al-Ghamamah dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz atau Umar II pada tahun 86 hingga 93 Masehi. Kemudian, bangunan ini sempat hancur dan direnovasi dengan gaya arsitektur era Ottoman oleh Sultan Abdul Majeed I.

Baca Juga: Masjid Tak Terapkan Prokes, Kapolsek Gubeng Tegur Jamaah

Kini, Masjid Al-Ghamamah berbentuk persegi panjang dengan 6 kubah besar di tengahnya. Kubah terbesar berada di bagian atas mihrab. Sementara itu, lima kubah lainnya berada di area teras. Di dalam bangunan ini terdapat 2 bagian yakni area pintu masuk dan musala.

Bentuk pintu masuk juga berbentuk persegi panjang dengan 26 meter dan lebar 4 meter. Di atasnya terdapat lima kubah kecil yang posisinya sejajar dengan fasad pintu masuknya. Bangunan Mushola sendiri memiliki panjang 30 meter dan lebar 15 meter.jk/ana

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU